Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Tingkat suku bunga acuan yang tinggi membuat beberapa emiten memilih jalan menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Aksi yang kerap disebut dengan private placement ini dirasa paling cocok dan tidak membebani keuangan.
Salah satu emiten yang akan menjalankan aksi ini adalah PT Voksel Electric Tbk (VOKS). Produsen kabel ini berencana menerbitkan saham baru tanpa HMETD sebanyak-banyaknya 833,11 juta lembar saham atau 10% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh.
Aksi private placement itu dilaksanakan dengan nilai nominal Rp 500 di harga minimal Rp 1.122 per saham. Harga ini diambil berdasarkan rata-rata harga saham VOKS di pasar reguler selama 25 hari. Dus, dana yang bakal diraup VOKS dari aksi korporasi ini sebesar Rp 93,25 miliar.
Direktur Utama VOKS, Heru Gondokusumo bilang, aksi itu bisa dilakukan bertahap dalam jangka waktu dua tahun ke depan. Pihaknya akan meminta persetujuan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk aksi ini. VOKS akan menggelar RUPSLB untuk memperoleh persetujuan pemegang saham pada 22 November 2013.
Dana hasil private placement itu akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan pengembangan usaha. "Juga digunakan untuk peningkatan modal kerja," imbuh Heru, Jumat (8/11).
Heru mengatakan, pihaknya masih mencari calon investor strategis dalam aksi korporasi itu. Namun, kemungkinan besar calon investor strategis berasal dari Jepang atau Singapura. "Kami sudah bicarakan dengan beberapa investor, yang berminat kemungkinan dari kedua negara itu," lanjut dia.
Dalam prospektus ringkas menyebutkan, setelah private placement, total ekuitas VOKS akan meningkat menjadi Rp 747,73 miliar dari sebelumnya Rp 654,48 miliar pada Juni 2013. Sementara, rasio lancar akan naik dari 131,16% menjadi 141,93%. Namun dampak dari pelaksanaan aksi korporasi ini, pemegang saham akan mengalami dilusi 9,09%.
BWPT menemukan pembeli
Selain VOKS, emiten lain yang akan menggelar private placement adalah PT BW Plantation Tbk (BWPT). Perusahaan perkebunan ini akan menerbitkan saham baru non HMETD sebanyak-banyaknya 405,1 juta saham.
Kelik Irwantoro, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BWPT mengatakan, pada tahap I, BWPT akan melepas saham simpanan (portopel) sebanyak-banyaknya 270,1 juta lembar saham atau setara 6,66% dari seluruh saham yang dikeluarkan dan disetor penuh. Harga private placement sebesar Rp 850. Sehingga, pada tahap satu, target dana yang diraih BWPT sebesar Rp 229,585 miliar.
BWPT sudah memiliki investor strategis yang akan mengambil bagian atas saham yang diterbitkan. "Pembelinya adalah Leonteq Securities AG, Switzerland," kata Kelik. Loenteq adalah perusahaan di bidang jasa keuangan dan tidak ada hubungan afiliasi dengan BWPT. Rencana aksi pembelian saham akan dilakukan pada 15 November dan diumumkan kepada BEI pada 19 November.
Reza Nugraha, analis MNC Securities mengatakan, private placement merupakan aksi korporasi paling tepat, dibandingkan mencari dana lewat pinjaman bank. "Jadi emiten bisa mendapatkan dana baru yang tidak termakan beban bunga," jelas dia. Namun, investor harus mencermati efek dilusi dari aksi ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News