kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Virus corona belum kunjung reda, rupiah bisa memperpanjang pelemahan


Minggu, 01 Maret 2020 / 17:32 WIB
Virus corona belum kunjung reda, rupiah bisa memperpanjang pelemahan
ILUSTRASI. Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11/2019). Rupiah diproyeksikan mengawali pekan ini dengan pelemahan.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diproyeksikan mengawali pekan ini dengan pelemahan. Artinya rupiah kemungkinan akan melanjutkan tren negatif yang sudah terjadi selama sepuluh hari berturut-turut. Terakhir, pada penutupan perdagangan pekan kemarin, rupiah kembali melemah 2,09% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Rupiah dalam sepekan terakhir sudah melemah 4,06% di pasar spot ke Rp 14.318 per dolar AS. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah juga tercatat melemah 3,32% sepanjang pekan ini ke Rp 14.234 per dolar AS.

Jika dihitung selama 10 hari perdagangan, rupiah spot telah melemah 4,81% sejak terakhir kali ditutup menguat di level Rp 13.660 pada 17 Februari silam.

Baca Juga: Penyebaran virus corona merata, mengapa rupiah justru paling babak belur?

Ekonom Bank mandiri Reny Eka Putri memproyeksikan, rupiah besar kemungkinan masih akan terkoreksi pada perdagangan Senin (2/3). Sentimen eksternal masih akan menjadi faktor utama pemberat bagi rupiah.

“Virus corona yang semakin menyebar dan tak kunjung ada solusinya masih akan cenderung melemahkan rupiah. Belum lagi capital outflow yang terjadi beberapa hari ke belakang, jika masih berlanjut juga akan memberatkan rupiah pada esok,” terang Reni

Setali tiga uang, analis Kapital Global Investama Alwi Assegaf menilai virus corona masih menekan pergerakan rupiah pada esok. Bahkan kekhawatiran tersebut telah berujung terjadinya outflow.

“Menurut Gubernur BI, Perry Warjiyo, per 27 Februari total net outflow dana asing sebesar Rp 30,8 triliun. Terjadinya outflow turut menekan rupiah dan investor saat ini terlihat lebih nyaman memarkir dananya di safe haven yen,” kata Alwi.

Baca Juga: Melihat keampuhan jurus BI menjaga pasar keuangan dari dampak virus corona

Alwi juga menambahkan, sentimen lain yang mungkin memengaruhi rupiah adalah data dari dalam negeri, seperti PMI manufacturing yang kontraksi 49,3 di Januari. Selain itu ada data inflasi Indonesia bulan Februari.

Baik Alwi dan Reny sama-sama memproyeksikan rupiah akan melemah. Alwi menghitung rupiah akan berada di kisaran Rp 14.140 per dolar AS-Rp 14.350 per dolar AS. Sedangkan Reny memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.250 per dolar AS-Rp 14.400 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×