kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Valuasi mahal, saham emiten rokok masih berpeluang naik


Rabu, 24 Januari 2018 / 18:23 WIB
Valuasi mahal, saham emiten rokok masih berpeluang naik
ILUSTRASI. Aktivitas di Pabrik sigaret kretek tangan (SKT) PT HM Sampoerna


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga sejumlah saham emiten rokok terus melesat dalam beberapa waktu terakhir. Penguasa kapitalisasi pasar, yakni PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) ditutup di level Rp 5.250 pada Rabu (24/1). Sementara, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) bertengger di Rp 85.275 per saham.

Dengan harga tersebut, valuasi emiten-emiten tersebut bisa terbilang sudah cukup mahal. Saat ini, price to earning ratio (PER) HMSP berada di angka 49,07 kali, sementara PER GGRM sebesar 22,72 kali.

Namun, ada emiten rokok yang masih mencatatkan PER terbilang sangat murah, yakni PT Bentoel International Tbk (RMBA) dengan PER sebesar -11,87 kali.

Christine Natasya, analis Mirae Asset Sekuritas menyebut, saat ini valuasi perusahaan seperti HMSP sudah cukup tinggi. Namun demikian sejumlah sentimen sangat mendukung perusahaan rokok apalagi perusahaan rokok skala besar. Artinya, harga saham emiten rokok masih berpeluang naik.

Beleid pemerintah terkait aturan harga rokok yang tidak boleh dijual lebih murah 15% dari harga banderol menjadi salah satu katalis positif bagi perusahaan rokok besar, seperti HMSP dan GGRM. Menurut Christine, dengan ini, perusahaan rokok besar akan menang bersaing dengan perusahaan-perusahaan rokok yang lebih kecil.

Selain itu, lanjut Christine, pengeluaran pemerintah yang lebih besar saat ini bisa menjadi faktor yang menyokong perusahaan-perusahaan rokok.

“Belanja negara meningkatkan purchasing power, kita harapkan purchasing power meningkat tahun ini,” kata Christine, Rabu (24/1). Menurutnya, meningkatnya kekuatan belanja masyarakat, akan menguntungkan perusahaan rokok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×