Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KUALA LUMPUR. Mata uang Asia menuju penguatan kuartalan terbaik sejak 2010 lalu. Hal itu dapat dilihat dari Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index yang menanjak 1,7% sejak 30 Juni lalu.
Kenaikan tersebut disokong oleh penguatan sejumlah mata uang Asia. Pada pukul 09.15 waktu Mumbai, rupe menguat 5,4% sepanjang kuartal III menjadi 52,765 per dollar. Pada periode yang sama, ringgit Malaysia menguat 3,3% menjadi 3,0662 dan won Korea Selatan menguat 2,9% menjadi 1.113,30. Sementara, yuan China menguat 0,9% menjadi 6,2950.
Di negara Asia lainnya, baht Thailand menguat 3% pada kuartal ini menjadi 30,82 per dollar. Sedangkan dollar Taiwan menguat 2% menjadi NT$ 29,315 dan peso Filipina menguat 1% menjadi 41,745.
Penguatan mata uang Asia terjadi setelah bank sentral global ramai-ramai mengumumkan rencana penggelontoran stimulus ke dalam pasar finansial untuk menyokong pertumbuhan ekonomi dunia. Kondisi itu yang kemudian memicu arus dana asing masuk ke dalam aset-aset dengan yield tinggi.
"Saat ini, tren underlying lebih mengacu kepada mata uang emerging. Kondisi ini akan berlangsung hingga 2013 mendatang. Salah satu penyebabnya adalah tingkat suku bunga yang rendah dan pertumbuhan ekonomi di negara maju," papar Ray Teo, senior currency strategist ABN Amro Bank NV di Singapura.
Sementara itu, rupiah Indonesia malah mencatatkan pelemahan pada kuartal ini. Data Bloomberg menunjukkan, rupiah keok 1,6% menjadi 9.585. Sedangkan dong Vietnam tak banyak mencatatkan perubahan di posisi 20.880.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News