Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komersialisasi vaksin Covid-19 racikan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan Genexine dikabarkan mundur. Kabar ini terungkap dalam riset CGS-CIMB Sekuritas.
KLBF bersama perusahaan farmasi asal Korea Selatan tersebut sebelumnya menjadwalkan vaksin bisa dipasarkan mulai kuartal ketiga tahun ini. Ini setelah keduanya menyelesaikan sejumlah tahapan uji klinis hingga mendapatkan emergency use authorization (EUA). Namun, rencana tersebut mundur hingga kuartal keempat tahun ini.
Molornya rencana tersebut memang tidak lama, hanya selang sekitar satu kuartal. "Tapi, ini akan membuat KLBF berpotensi kehilangan momen penting vaksin mandiri," ujar analis CGS-CIMB Sekuritas Patricia Gabriela.
Seperti diketahui, pemerintah tengah melakukan finalisasi kebijakan vaksin mandiri oleh perusahaan swasta. Berdasarkan data KADIN, vaksin yang dilakukan pihak swasta bisa mencakup 20 juta orang.
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) pasarkan obat Fluvir di Indonesia, menggandeng Amarox
Meski berpotensi kehilangan momen tersebut, KLBF masih memiliki asa dalam pendistribusian vaksin. Meski tidak lebih besar dibanding margin segmen farmasi yang sebesar 56%, namun margin di distribusi vaksin cukup tebal, sekitar 24%.
Patricia menambahkan, katalis positif terbesar KLBF saat ini adalah, distribusi obat GX-17. Obat ini digunakan untuk mengobati pasien Covid-19.
Manajemen KLBF menghitung, nilai pasar untuk obat ini mencapai US$ 1,1 miliar. Obat ini akan dipasarkan ke sejumlah negara seperti Timur Tengah, India, dan beberapa negara lain di Asia kecuali China, Jepang dan Korea.
KLBF hanya perlu membayar US$ 27 juta di muka kepada Genexine sebagai tanda jadi kerjasama ini. Setelah itu, KLBF membayar royalti 10% dari setiap penjualan GX-17.
Baca Juga: Gandeng Amarox, Kalbe Farma (KLBF) pasarkan obat Fluvir di Indonesia
Obat tersebut saat ini tengah dalam uji klinis tahap kedua. Diharapkan, obat ini dapat memperoleh EUA untuk pasien Covid-19 di Indonesia pada kuartal keempat tahun ini.
Mempertimbangkan segala kondisi tersebut, Patricia tetap mempertahankan rekomendasi add saham KLBF dengan target harga Rp 1.950 per saham. Saham ini melemah 15 poin atau setara 0,85% ke level Rp 1.570 per saham.
Selanjutnya: Kalbe Farma (KLBF) Genjot Pembangunan Pabrik di Myanmar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News