kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Utang tinggi, Moody's pangkas rating MPPA


Kamis, 20 Desember 2012 / 09:10 WIB
Utang tinggi, Moody's pangkas rating MPPA
ILUSTRASI. Ilustrasi jenis ikan koi.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Moody's Investors Services memprediksi PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) belum bisa mengendalikan beban utangnya di 2012 dan 2013. Atas dasar itu, mereka pun menurunkan peringkat MPPA dari B1 ke B2 dengan prospek stabil.

Moody's memperkirakan, rasio utang terhadap EBITDA MPPA tahun 2013 akan terus meningkat. Angkanya, lanjut Moody's, bahkan bisa lebih dari 5,5 kali.

Berdasarkan laporan keuangan MPPA per September 2012, kewajiban emiten ini mencapai Rp 4,6 triliun. "Peringkat Matahari ini mencerminkan arus kas yang belum bisa mengantisipasi utang tinggi dan leverage keuangan tahun 2012 dan 2013." terang Annalisa DiChiara, Analis Senior sekaligus Wakil Presiden Moody's dalam rilisnya, Rabu (19/12).

Aksi MPPA untuk fokus ke bidang fast moving consumer goods (FMCG) dengan melepas aset non inti sebesar Rp 3,2 triliun ke induknya, PT Multipolar Tbk (MLPL), menurut DiChiara, tidak memberikan perbaikan signifikan terhadap beban keuangan emiten ritel ini selama 12 hingga 18 bulan ke depan. Sebab, dana penjualan aset MPPA yang memperbesar posisi kasnya, akan mereka utak-atik lewat aksi penurunan modal (capital reduction).

Aksi terakhir ini yang sempat membikin heboh lantaran MPPA menurunkan nilai nominalnya dari Rp 500 menjadi Rp 50. Dengan penurunan nilai nominal, modal dasar dan ditempatkan MPPA turun menjadi Rp 278,83 miliar dari Rp 2,79 triliun.

Dari transaksi dengan induknya itu, aset non inti MPPA seperti Timezone, toko buku, restoran, dan bisnis properti yang berada di bawah PT Matahari Pacific dan PT Nadya Putra Investama akan beralih ke MLPL. Dengan penjualan aset ini, MPPA akan fokus ke bisnis intinya, yakni Hypermarket.

Moody's menilai, bisnis Hypermarket memiliki pertumbuhan yang solid dan bisa memberikan pendapatan signifikan untuk MPPA. Namun, karena marjin operasi yang cukup tipis di kisaran 2%-3%, kinerja segmen bisnis ini rentan terhadap sentimen permintaan konsumen. Tekanan terhadap marjin MPPA juga akan terlihat dari besarnya kompetisi perusahaan sejenis, seperti Carrefour dan Giant.

Kemarin, harga saham MPPA turun 4,5% menjadi Rp 1.060.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×