Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai melantai di Bursa Efek Indonesia, Selasa (25/7), PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA) berfokus untuk mendapatkan kontrak-kontrak baru.
“Potensi batubara di Kalimantan masih besar, namun kami berfokus untuk mendapatkan kontrak-kontrak baru dengan pertimbangan bisnis yang berkelanjutan,” kata Direktur Utama MAHA Yenny Hamidah Koean.
Adapun pemilik tambang atau kontraktor yang bekerja sama dengan MAHA adalah di antaranya PT Indonesia Pratama yang merupakan anak usaha PT Bayan Resources TbK (BYAN), PT Mandiri Coal Tbk (MCOL), PT Kideco Jaya Agung dan PT Multi Tambangjaya Utama yang merupakan anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Pamapersada Nusantara yang merupakan anak usaha dari PT United Tractors Tbk (UNTR), hingga PT Sims Jaya Kaltim yang adalah entitas usaha PT Samindo Resources Tbk (MYOH).
Bahkan PT Kideco Jaya Agung dan PT Pamapersada Nusantara telah bermitra dengan MAHA sejak tahun 2000 sampai dengan sekarang.
Yang pasti, perolehan kontrak baru ini dilakukan melalui pemilihan pelanggan secara selektif serta kemitraan jangka panjang yang saling menguntungkan. Untuk dapat mencapai hal ini, MAHA melakukan inisiatif strategi pemeliharaan yang efisien, pengembangan sumber daya manusia hingga pengembangan sistem melalui inovasi digital.
Baca Juga: Saham Mandiri Herindo (MAHA) Mentok ARA Pada Perdagangan Perdana
“Sehingga, kami mampu melakukan ekspansi bisnis dengan cepat untuk mendukung pertumbuhan perusahaan yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan,” kata Yenny.
Pada tahun 2022, MAHA telah berhasil mengangkut sebanyak 43,5 juta ton batubara, sehingga mampu mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,6 triliun atau meningkat sebesar 24,5% dibandingkan tahun 2021.
Pendapatan MAHA meningkat secara signifikan sejak tahun 2020, dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) 2020-2022 sebesar 38,3%. Seiring dengan peningkatan pendapatan usaha, MAHA juga berhasil meningkatkan laba bersih usaha sebesar Rp189,84 miliar atau setara dengan kenaikan 60,9% dibandingkan tahun sebelumnya.
Asal tahu, MAHA meraih Rp 491,58 miliar dana segar dari hajatan penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO).
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa pertambangan batubara ini akan melepas sebanyak-banyaknya 4,16 miliar saham biasa atas nama atau sebanyak-banyaknya sebesar 25% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
MAHA menetapkan harga penawaran umum di Rp 118. Ini merupakan batas bawah dari rentang harga bookbuilding yang dilakukan sebelumnya, yakni Rp 118 sampai dengan Rp 128.
Dana yang diperoleh dari IPO MAHA setelah dikurangi biaya emisi, sekitar 60% akan digunakan untuk pembelian armada truk baru. Dan sisanya sekitar 40% akan digunakan untuk pembelian sekitar 50 unit dolly dan 100 unit vessel untuk peningkatan kapasitas produksi dan peremajaan unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News