kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Usai DINFRA, Jasa Marga (JSMR) akan terbitkan dua obligasi baru


Senin, 06 Mei 2019 / 20:21 WIB
Usai DINFRA, Jasa Marga (JSMR) akan terbitkan dua obligasi baru


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR, anggota indeks Kompas100) berencana untuk kembali menerbitkan dua obligasi baru. Hal ini merupakan bentuk pendanaan baru dari JSMR untuk pembiayaan proyek jangka menengah.

Direktur Keuangan JSMR Donny Arsal mengatakan, kedua obligasi itu yakni step up coupon bond dan zero coupon bond. Jika tidak ada aral melintang, obligasi ini bisa diterbitkan tahun ini juga.

"Sebenarnya, secara proses sudah selesai tapi tinggal masalah penentuan harga saja. Kalau semua sudah deal, jabat tangan, done," jelas dia usai rapat umum pemegang saham di Jakarta, Senin (6/6).

Donny memberikan gambaran untuk step up coupon bond ini sejatinya setara dengan cash flow perusahaan. "Gimana kita idealnya dapat project financing scheme sesuai dengan cash flow," katanya.

Sebab, saat ini perseroan masih melakukan investasi secara masif yang pasti akan berpengaruh terhadap cash flow. Maka itu dengan kondisi sekarang ini, jasa marga meluaskan peraturan top up.

Tapi untuk step up coupon bond, lanjut Donny, bunga bond yang dibayarkan di awal tahun akan rendah. "Sesuai dengan cash flow, tapi di akhir periode akan lebih besar dari market. Secara total sih sama saja hitungannya," katanya.

"Dari sisi perusahaan, perusahaan bisa memenuhi kewajiban dengan cash flow mereka sendiri," tutur Donny.

Sementara untuk zero coupon bond, ia menjelaskan pada dasarnya bond ini tidak memberikan pembayaran bunga secara berkala atau tanpa kupon sebagaimana obligasi pada umumnya. Sehingga market menerima keuntungan bunga berupa selisih antara harga diskonto dan nilai pari obligasi saat jatuh tempo.

Namun sayangnya, perseroan tidak menargetkan besaran dana yang akan didapat dari kedua obligasi ini. "Bisa Rp 1 triliun, bisa Rp 2 triliun. Jadi kita nggak ada target size. Perusahaan kan sudah ada financing. Tidak ada pressure untuk segera, tapi kita perlu agar anak usaha ini sustain kira-kira tiga tahun ke depan," ujar Donny.

Sementara itu Direktur Utama JSMR Desi Arryani mengakui, perusahaan sedang melakukan investasi tinggi, sehingga memberikan beban keuangan besar. Maka itu, perusahaan perlu mengatasi dengan skema pendanaan lain.

Apalagi di tahun ini, JSMR menganggarkan Rp 27 triliun untuk belanja modal. Adapun skema pendanaan itu ada sekuritisasi, project bond, Komodo Bond, RDPT, DINFRA, dan ada dua skema baru tadi.

"Gol akhirnya kinerja keuangan bisa terkendali. Kalau banyak investasi pendapatan naik, EBITDA naik, tapi bottom line semoga sama," tutup Desi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×