Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berkat diakuisisi oleh bank Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) dan entitas usaha PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), PT Mandala Finance Tbk (MFIN) mengaku kecipratan dampak positif.
Adapun MUFG membeli sekitar 70,6% dan Adira 10% dari seluruh saham yang dikeluarkan Mandala. Rinciannya, MUFG memiliki 1.871.038.600 saham dan Adira Finance memiliki 265.000.000 saham Mandala Finance. Aksi akuisisi yang telah rampung pada kuartal I-2024 ini totalnya bernilai lebih dari Rp 7 triliun.
Kendati telah diakuisisi, MFIN mengaku masih akan menjalankan bisnis sesuai business plan yang telah disusun.
Tetapi tidak dipungkiri kehadiran MUFG Group cukup meningkatkan efisiensi operasional dan mengoptimalkan sinergi bisnis hingga memperoleh keuntungan.
Baca Juga: Penyaluran Pembiayaan Mandala Multifinance Tumbuh 18,75% per Juli 2024
Tidak hanya itu, yang paling dirasakan adalah kecipratan citra positif yakni mendapat kepercayaan yang lebih luas karena didukung oleh MUFG Group. Hal ini semakin memperkuat eksistensi perusahaan di tengah banyaknya perusahaan pembiayaan di Indonesia.
"Bergabung menjadi bagian dari MUFG Group mendukung pertumbuhan bisnis dan akses ke pangsa pasar yang lebih luas serta meningkatkan kepercayaan pelanggan dan stakeholders," kata Cristel kepada KONTAN, Jumat (13/9).
Dampak positif ini tercermin dari penyaluran pembiayaan Mandala. Sampai Agustus 2024, MFIN telah menyalurkan pembiayaan hingga Rp 4,7 triliun. Jumlah tersebut tumbuh sebesar 19% dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk pembiayaan ke mobil bekas yang jadi produk primadona MFIN saat ini mencapai Rp 32 miliar per Juli 2024.
Adapun pada semester I-2024, MFIN mencatat laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 213,36 miliar. Dari sisi pendapatan terjadi peningkatan 3,55% menjadi senilai Rp 1,134 triliun. Jumlah pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya tercatat senilai Rp 1,134 triliun.
Rinciannya, Mandala Finance berhasil meraup pendapatan dari pembiayaan konsumen sebesar Rp 1,09 triliun, kemudian pendapatan bunga sebesar Rp 22,47 miliar, dan lain-lain senilai Rp 21,86 miliar di semester I-2024.
Baca Juga: Mandala Finance Klaim Kendaraan Roda Dua Masih Diminati di Tengah Penurunan Daya Beli
Kegiatan usaha MFIN mencakup pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, pembiayaan multiguna dan kegiatan usaha pembiayaan lain berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh OJK, pemerintah dan/atau Dewan Syariah Nasional yang berlaku. Adapun pada April 2006 Perseroan mendirikan Unit Usaha Syariah.
Walaupun kegiatan usaha ini tidak jauh berbeda dengan Adira Finance (ADMF), entitas yang mengakuisisi MFIN. Cristel bilang hal itu tidak membuat pangsa pasar MFIN menyempit.
Hal ini justru membuka peluang perusahaan untuk berkolaborasi di waktu mendatang. Walaupun kolaborasi belum masuk dalam rencana bisnis, tetapi tidak menutup kemungkinan akan terjadi.
Berbeda dengan lembaga pembiayaan lainnya, Mandala sangat fokus dengan pengembangan wilayah selain Pulau Jawa dengan pembiayaan yang didominasi oleh kendaraan baru dan bekas serta pembiayaan multiguna untuk berbagai kebutuhan.
Saat ini pun Mandala Finance memiliki jaringan luas yang mencakup 272 kantor cabang yang tersebar dari Aceh hingga Papua dan dapat menjangkau pelanggan serta masyarakat hingga seluruh pelosok Indonesia.
Baca Juga: Kucuran Pembiayaan Industri Multifinance Asing Tumbuh Positif per Juli 2024
Mandala Finance juga terus berkembang ke arah digitalisasi melalui pembaharuan situs web dan peluncuran aplikasi Mantis untuk mempermudah proses pembiayaan masyarakat. Sejak diluncurkan akhir tahun 2021, pengguna Mantis telah mencapai lebih dari 155.000 pengguna yang didominasi kaum milenial dan generasi Z.
Ke depannya, MFIN akan terus mendiversifikasi penetrasi pembiayaan ke seluruh Indonesia. Selain memanfaatkan digitalisasi, perusahaan pembiayaan yang telah berdiri sejak 1997 ini akan mengoptimalkan kantor cabang untuk menggaet lebih banyak nasabah.
Di akhir tahun, Mandala Finance menargetkan total penyaluran pembiayaan tumbuh dua digit dan untuk usaha syariah ditargetkan pertumbuhan pembiayaan syariah sebesar 30%-40% dari total pembiayaan. Hal ini sejalan dengan outlook positif dari OJK terkait pertumbuhan industri pembiayaan sebesar 10%-12% di tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News