Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Urban Jakarta Propertindo Tbk (URBN) masih gencar melakukan ekspansi. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan dorongan yang positif terhadap kinerja perusahaan di tahun ini.
Untuk memuluskan rencana ekspansi perusahaan, Urban Jakarta Propertindo menganggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun.
Alokasi dana tersebut untuk pengembangan bisnis yang sudah ada, antara lain Urban Suites, lalu dua proyek yang bekerjasama dengan Adhi Karya Group, LRT City Jatibening Baru, dan LRT City Ciracas.
Kemudian alokasi dana capex juga diperuntukkan pada proyek pengelolaan parkir, rest area, pasar dan proyek mall di LRT City Jatibening Baru (Gateway Mall) dan Urban Suites mall.
"Dengan tingkat debt equity ratio URBN yang sangat rendah, membuat kami optimis dan sudah mendapatkan beberapa kerja sama dari bank-bank nasional dan swasta, terkait dengan ekspansi URBN," kata Direktur Utama URBN, Bambang Sumargono kepada Kontan.co.id, Jumat (11/2).
Baca Juga: Sepanjang semester I 2021, Urban Jakarta Propertindo (URBN) telah serap capex 60%
Adapun untuk sektor properti, tahun ini URBN membidik membukukan marketing sales lebih dari 700 unit dengan total nilai kontrak kurang lebih Rp 600 miliar.
"Kami masih didukung oleh realisasi dari KSO dengan pencapaian handover lebih dari 500 unit untuk tahun ini dengan total nilai kontrak kurang lebih di Rp Rp 330 miliar," tambah Bambang.
Asal tahu saja, selain sektor properti, URBN juga mulai memasuki sektor tempat istirahat pelayanan (TIP) atau rest area setelah sukses memenangkan tender di jalan tol Trans-Jawa, tepatnya di ruas toll Solo-Semarang km 444 pada akhir 2021 lalu.
Bambang bulang, bahwa konsep baru rest area akan dihadirkan untuk memanjakan para pengendara yang melintas serta sebagai destinasi wisata pada 5 kota (Bawen, Ngawi, Semarang, Solo, dan Yogyakarta).
"Ekspansi ini menjadi salah satu strategi ekspansi perusahaan untuk melebarkan pendapatan berkala (recurring income) perusahaan," tegas Bambang.
Selain rest area, perusahaan juga melakukan ekspansi dalam rejuvenate (peremajaan) beberapa calon pasar di Jabodebek. Dengan membawa konsep 'modern & digital market' sehingga pasar tradisional tidak hanya dikenal dengan pasar pagi dan dapat dinikmati oleh kalangan muda dengan street food-nya.
Menurutnya, hal itu untuk mengintegrasikan sektor kreatif, UMKN dan kuliner ke dalam konsep pasar. Sehingga, saling memperkuat sektor dalam ketahanan ekonomi saat ini.
Nah, Urban Jakarta Propertindo pun optimistis kinerja di tahun ini akan semakin membaik seiring dengan pemulihan sektor properti yang kian cepat. Apalagi, dengan AL/DPK di 34,2% atau tertinggi sepanjang sejarah perbankan.
Karenanya, perusahaan berharap ada perhatian khusus dari pemerintah untuk berikan kemudahan-kemudahan melalui stimulus dan lain-lain untuk pasar primary dan secondary baik perumahan, apartemen dan mall. Salah satunya adalah dengan mempermudah akses masyarakat dalam membeli rumah secara KPR/KPA.
Bambang bilang, sektor properti memiliki multiplier efect paling besar dalam menggerakkan lebih dari 175 industri terkait. Kebijakan terkait sektor itu, dapat berdampak langsung pada penyerapan tenaga kerja, sehingga secara langsung akan mendorong stabilitas perbaikan ekonomi.
Kondisi kebangkitan bisnis properti akan menggerakkan ekonomi karena kontribusinya mencapai 15% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
"Seiring dengan PDB Indonesia yang kini melaju di lajur positif, saya yakin permintaan terhadap kebutuhan kepemilikan hunian juga akan meningkat berbarengan dengan fasilitas perbankan untuk pembiayaan kepemilikan rumah dengan bunga KPR yang terjangkau," pungkas Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News