Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga emas dunia turun tipis pada awal pekan ini setelah dolar AS menguat, meski ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed tetap memberi dukungan bagi logam mulia.
Melansir Reuters Senin (25/8/2025) pukul 06.32 GMT, harga emas spot melemah 0,1% ke US$3.367,86 per troi os setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak 11 Agustus pada Jumat pekan lalu.
Sementara itu, kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember turun 0,2% ke US$3.412,50 per troi ons.
Baca Juga: Harga Emas Siang Ini Tergelincir Setelah Menanjak Jumat Lalu
Indeks dolar AS naik 0,1% terhadap sejumlah mata uang utama setelah sempat menyentuh posisi terendah empat pekan. Penguatan dolar membuat emas menjadi kurang menarik bagi investor luar negeri.
“Emas masih mendapat dukungan di kisaran US$3.350 dalam jangka pendek, dengan sinyal dovish Powell yang memicu terbentuknya swing low signifikan pada Jumat lalu,” ujar Matt Simpson, Senior Analyst di City Index.
Ia menambahkan, reli emas yang berkelanjutan kemungkinan membutuhkan data inflasi PCE yang lebih rendah serta pelemahan pasar tenaga kerja AS.
Ketua The Fed Jerome Powell pada Jumat lalu mengisyaratkan kemungkinan pemangkasan suku bunga dalam pertemuan September, meski menegaskan inflasi tetap menjadi risiko.
Baca Juga: Harga Emas Melemah dari Level Tertinggi Dua Pekan Seiring Penguatan Dolar AS
Saat ini, pasar memperkirakan 87% peluang pemangkasan bunga 25 bps bulan depan dan total pemangkasan 48 bps hingga akhir tahun, menurut CME FedWatch Tool.
Harga emas cenderung menguat di tengah suku bunga rendah karena biaya peluang (opportunity cost) memegang aset non-yielding seperti emas menjadi lebih kecil.
Di pasar logam mulia lain, perak spot naik 0,3% ke US$38,94 per troi ons, platinum turun 0,2% ke US$1.359,66, sementara palladium stagnan di US$1.126,41.
Selanjutnya: Badan Otorita Pantura Akan Tangani Proyek Tanggul Laut Raksasa dan Tarik Investasi
Menarik Dibaca: Ramalan 12 Zodiak Keuangan & Karier Besok, Selasa 26 Agustus 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News