Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MATARAM. Fluktuasi rupiah diperkirakan akan terus berlanjut. PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) meramal, nilai tukar rupiah di akhir 2018 dapat mencapai Rp 13.900 per dollar Amerika Serikat (AS).
Head of Economics & Research Finance and Corporate Service UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja mengatakan, tekanan eksternal membuat rupiah masuk dalam tren pelemahan. Mulai dari rencana kenaikan suku bunga The Federal Reserve yang lebih agresif, hingga drama perang dagang antara AS dengan China.
Sementara dari dalam negeri, nilai tukar mata uang Garuda ini juga terdesak defisit fiskal serta current account deficit yang melebar di tahun ini. “Selain itu, kebutuhan dollar AS di dalam negeri juga tinggi,” kata dia, Sabtu (21/4).
Pelemahan rupiah pun semakin dalam karena sedang masuk musim pembayaran dividen. Hal tersebut kian menggenjot volatilitas rupiah karena ketersediaan the greenback pun tak sebesar permintaan.
“Sebenarnya ini bisa ditangani jika repatriasi dilakukan. Tapi masalahnya instrumen bagi pengusaha untuk memarkir dollar AS di Indonesia masih terbatas,” tambah Enrico.
Namun, Enrico meyakini, selama Bank Indonesia masih melakukan intervensi, pelemahan rupiah yang gradual ini bukan menjadi hal yang mengkhawatirkan. Apalagi, mata uang lainnya pun melemah terhadap the greenback. Cadangan defisit Indonesia juga masih cukup jika BI tetap melakukan intervensi.
Hal lain yang bisa dilakukan agar rupiah kembali perkasa adalah kenaikan suku bunga. Enrico memperkirakan, BI baru akan menaikkan 7 Day Repo Rate pada akhir tahun mendatang. “Ada peluang BI menaikan sekitar 25 basis poin,” jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News