kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,15   1,73   0.19%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

UNTR masuk daftar, BSDE terlempar


Jumat, 24 April 2015 / 08:01 WIB
UNTR masuk daftar, BSDE terlempar


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa, Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Morgan Stanley kembali menetapkan 20 saham pilihannya di pasar Asia Tenggara bertajuk ASEAN 20 Focus List. Enam saham di antaranya berasal dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dari enam saham tersebut, ada satu pendatang baru, yakni United Tractors (UNTR), sementara Bumi Serpong Damai (BSDE), terlempar dari daftar (lihat tabel).

Morgan Stanley berharap, pasar ASEAN meraih imbal hasil menarik tahun ini. Tapi sejumlah tantangan mengadang, seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi dan apresiasi dollar AS sehingga membatasi imbal hasil pasar ASEAN. Meski begitu, Morgan Stanley menilai risiko downside Indonesia telah mereda.

Di pasar saham Indonesia, Morgan Stanley menilai, Matahari Department Store (LPPF) dan Surya Citra Media (SCMA) memiliki produktivitas tertinggi. Adapun Bank Danamon Indonesia (BDMN), Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), Bumi Serpong Damai (BSDE) dan Surya Semesta Internusa (SSIA) dinilai paling tak produktif.

Kepala Riset NH Korindo Reza Priyambada menilai LPPF dan SCMA agresif. LPPF rajin menambah gerai, sementara SCMA meraih pendapatan iklan bagus dan mampu mengatur biaya operasional.

Tapi Reza mengkritisi penetapan saham bank. Menurut dia, semestinya Morgan Stanley mempertimbangkan Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Dia bilang, BBRI memiliki basis nasabah UKM yang besar. Namun rasio NPL segmen itu masih terjaga.

Kepala Riset Mandiri Sekuritas John Daniel Rachmat menilai sektor tambang, seperti UNTR, tahun ini masih suram. Prospek negatif sektor tambang masih berlanjut selama belum ada pemulihan harga minyak dan komoditas lain. "Untuk LPPF dan BBCA masih cukup bagus karena fundamentalnya juga masih oke," ujar dia.

John memaklumi jika BSDE didepak dari daftar ASEAN 20 Focus List. "BSDE menerbitkan obligasi cukup besar senilai US$ 225 juta di tengah pelemahan rupiah," kata dia.

Analis Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya menilai, properti masih terbebani aturan loan to value. Hal ini mungkin membuat BSDE keluar dari daftar.

Anda percaya Morgan Stanley atau analis kita?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×