kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Meneliti saham pilihan Morgan Stanley


Kamis, 23 April 2015 / 21:25 WIB
Meneliti saham pilihan Morgan Stanley
ILUSTRASI. 6 Manfaat Menakjubkan Bawang Putih yang Jarang Orang Tahu, Baik Dikonsumsi Rutin!


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Morgan Stanley menyusun beberapa saham pilihannya di Asia Tenggara. Lembaga riset asal Amerika Serikat itu menempatkan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA),  dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebagai saham yang layak menjadi pilihan investasi di Indonesia.

Setelah outperformance berkepanjangan, Morgan Stanley berharap pasar ASEAN akan membawa imbal hasil yang menarik di 2015. Namun adanya kombinasi perlambatan pertumbuhan, penguatan Dollar, dan pencarian dana eksternal yang tak merata berakhir membatasi imbal hasil absolut pada pasar ASEAN. Meski begitu, Morgan Stanley menilai risiko downside Indonesia telah mereda.

Morgan Stanley pun mengidentifikasi tiga tema investasi untuk tahun 2015 untuk membantu investor menavigasi potensi imbal hasil di tahun ini. Terdapat penilaian 3P yang menjadi tolak ukur Morgan Stanley yakni produktivitas, profitabilitas, dan positioning.

Morgan Stanley menilai, LPPF dan SCMA memiliki produktivitas tertinggi di antara semua emiten. Sementara, PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dianggap sebagai emiten yang paling tidak produktif.

Penilaian tersebut berdasarkan pada tingkat produktivitas, Return of Investment (ROI), pertumbuhan produktif, imbal hasil ekonomi superior, konsisten dengan estimasi konsensus, dapat diinvestasikan, operasi perusahaan, reflektif terhadap pandangan analis, dan bernilai produktivitas tinggi. 

Kepala Riset NH Korindo Reza Priyambada menilai bahwa LPPF dan SCMA memang terbilang agresif. LPPF rajin menambah gerai ritelnya. Kemudian, SCMA memperoleh pendapatan iklan yang oke dan mampu mengatur biaya operasionalnya dengan baik.

Lebih lanjut, Morgan Stanley menilai bisnis JSMR dan PGAS cukup defensif. Reza mengatakan, pertumbuhan kinerja JSMR dan PGAS cenderung stabil. Terlebih, ada sentimen rencana penurunan harga gas yang bisa memotong margin PGAS.

Namun, Reza mempertanyakan pemilihan saham bank oleh Morgan Stanley. Menurut dia, semestinya Morgan Stanley memasukkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dalam saham pilihannya. Ia mengungkapkan, BBRI memiliki basis nasabah Usaha Kecil Menengah (UKM) yang besar. Namun Non Performing Loan (NPL) atau rasio kredit bermasalahnya masih terjaga.

Reza memandang, sektor perbankan memiliki beberapa tantangan. Misalnya saja arah suku bunga acuan atau Bank Indonesia (BI) rate yang belum jelas akan bertahan, naik, atau turun. Kemudian, penurunan konsumsi masyarakat pun membuat pertumbuhan kredit cenderung sulit.

Morgan Stanley menilai overweight LPPF dengan target harga Rp 18.000, PGAS di Rp 6.600, JSMR pada Rp 6.100, BBCA di Rp 13.751, BMRI dengan target Rp 11.831. Kemudian, Morgan Stanley melabelkan equal-weight SCMA di target Rp 3.200.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×