Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) memasang mode optimistis terhadap segmen penjualan alat berat Komatsu. Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini merevisi naik target penjualan Komatsu tahun ini, dari semula 2.500-2.600 unit menjadi sekitar 3.000 unit.
Revisi naik ini berdasarkan historis penjualan alat berat UNTR yang cukup moncer. “Berdasarkan hasil kuartal kedua, kami menyesuaikan target penjualan alat berat ke 3.000 unit,” terang Sara Loebis, Investor Relations UNTR kepada Kontan.co.id, Selasa (17/8).
Asal tahu, UNTR menjual 1.361 unit alat berat Komatsu sepanjang semester pertama 2021. Realisasi ini naik 60% dari penjualan alat berat di periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 508 unit.
Baca Juga: Optimalkan Margin, UNTR Mengurangi Porsi Hedging Emas
Di kuartal kedua 2021, UNTR mencatatkan penjualan 673 unit alat berat. Jumlah ini melesat dari realisasi penjualan di periode kuartal kedua 2020 yang hanya 266 unit.
Penjualan di periode Juni 2021 mencapai 285 unit, melonjak 70,6%% dari realisasi penjualan di bulan Mei 2021 yang hanya 118 unit. Penjualan di Juni 2021 merupakan yang tertinggi sejak 2020, mengalahkan rekor penjualan di Maret 2021 yakni 272 unit.
Namun, berdasarkan pengalaman yang telah lalu, Sara bilang target penjualan ini ada kalanya akan disesuaikan bilamana dirasa perlu. Meski mengerek target penjualan alat berat, Sara memastikan target untuk segmen kontraktor tambang, perdagangan batubara, dan tambang emas UNTR masih sama untuk tahun ini.
Baca Juga: Segmen pertambangan dan kontraktor United Tractors (UNTR) tumbuh positif
Sementara itu, konstituen Indeks Kompas100 ini terus menjajaki diversifikasi bisnis di luar segmen batubara. Dua di antaranya yakni membangun pembangkit listrik tenaga mini hidro berkapasitas 7 megawatt (MW) di Sumatra Selatan dan merencanakan pemasangan panel surya atap di dalam grup Astra dengan perkiraan sekitar 10 MW.
Sara mengatakan, proyek mini hidro masih dalam proses awal/persiapan konstruksi. Sementara untuk proyek panel surya sudah dimulai di beberap affiliated companies (affco) Astra. “Kami ikuti kesiapan masing-masing perusahaan saja,” kata dia. Adapun potensi menggarap segmen energi baru terbarukan (EBT) skala besar masih dalam tahap studi.
Baca Juga: Harga batubara meroket, mana emiten yang paling diuntungkan?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News