Sumber: KONTAN | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) semakin serius menggarap bisnis pertambangan batubara. Penjual traktor, buldoser, dan alat berat lainnya ini berupaya menggenjot produksi batubaranya.
Tahun ini, UNTR menargetkan bisa memproduksi batubara 2,8 juta ton. Tahun depan, menurut hitungan para analis, produksi batubara UNTR akan bertambah menjadi 3,5 juta ton.
UNTR antara lain akan mengandalkan PT Tuah Turangga Agung dalam berbisnis pertambangan batubara. Akhir tahun ini, anak usaha UNTR itu akan mulai berproduksi. Tuah Turangga memiliki areal penambangan batubara seluas 4.897 hektare dengan cadangan batubara sebanyak 40 juta ton.
Menurut Hubungan Investor UNTR Ari Setyawan, tahun depan, Tuah Turangga bisa memproduksi satu juta ton batubara. Tiga tahun kemudian, target produksi Tuah Turangga adalah tiga juta ton. "Batubara tambang ini akan kami ekspor ke Jepang," ujarnya, belum lama ini.
Selain mengandalkan produksi Tuah Turangga, anak usaha Grup Astra ini juga berniat membeli beberapa penambang batubara pada tahun depan. Ari bilang, saat ini UNTR sedang melakukan uji tuntas di dua perusahaan tambang batubara.
Bertumpu di bisnis jasa
Analis Danareksa Sekuritas Metty Fauziah menilai, penjualan batubara hanya berkontribusi kecil bagi UNTR pada tahun ini. Sumber utama pendapatan UNTR masih datang dari PT Pama Persada yang bergerak di bisnis jasa kontraktor pertambangan.
Hitungan Metty, bisnis jasa kontraktor pertambangan itu akan memberikan kontribusi lebih dari 50% dari total pendapatan UNTR tahun ini. Penjualan alat berat menduduki tempat kedua sebagai kontributor pendapatan UNTR.
Metty memperkirakan, UNTR berpeluang menjual alat berat 3.000 unit pada tahun ini. Tahun lalu, United Tractors menjual alat berat sebanyak 4.345 unit.
Analis Bahana Securities Pandu Anugrah juga menyebutkan, jasa kontraktor pertambangan akan menjadi penyumbang terbesar pendapatan UNTR tahun ini. Sedangkan untuk penjualan batubara, kontribusinya masih minim.
Pandu meramal, penjualan batubara UNTR tahun ini hanya 2,8 juta ton. "Tahun depan produksi batubara mereka akan naik menjadi 3,5 juta ton," ujarnya.
Pandu menilai, bisnis jasa kontraktor pertambangan memang menjanjikan. Hitungannya, Pama Persada bisa meraih kontrak overburden removal alias pengerukan batubara 557 million bank cubic metres (mbcm), naik dari tahun lalu sebanyak 442 mbcm. "Kenaikan ini tentunya akan menaikkan penerimaan fee Pama Persada," imbuhnya.
Dengan pertimbangan tadi, kalkulasi Pandu, tahun ini pendapatan UNTR akan naik 3% menjadi Rp 28,6 triliun. Sementara, laba bersihnya akan melejit 31% menjadi Rp 3,5 triliun. Selain dari sumbangan anak usaha, laba kurs Rp 280 miliar akan menaikkan laba UNTR tahun ini.
Singkat cerita, Metty dan Pandu merekomendasikan beli saham UNTR. Pandu memberi harga wajar UNTR Rp 18.000 per saham. Sedangkan Metty menyodorkan angka Rp 17.000 per saham.
Kemarin, harga saham UNTR turun 1,68% menjadi Rp 14.600 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













