Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) terus memperkuat segmen bisnisnya. Salah satunya di sektor energi. Dalam beberapa tahun ke depan, anak usaha Grup Astra ini menargetkan pembangunan dua pembangkit listrik.
Salah satu pembangkit listrik UNTR adalah PLTU PAMA-1 yang berkapasitas 2x15 megawatt (MW). Pembangkit listrik ini berlokasi di Barunang, Kalimantan Tengah. "Sekarang sudah 80% pembangunannya," kata Direktur Keuangan UNTR Iwan Hadiantoro, Kamis (3/5).
PLTU tersebut ditargetkan rampung pada 2019. Kelak, 60% tenaga listrik yang dihasilkan PLTU itu akan dialirkan untuk kebutuhan internal. Adapun sisanya akan dijual ke Perusahaan Listrik Negara (PLN), sehingga bisa memberikan kontribusi ke UNTR.
Tak cuma di Kalimantan, UNTR tengah membangun PLTU Jawa-4 yang berkapasitas 2x1.000 MW yang berlokasi di Jepara, Jawa Tengah. Proyek ini rencananya bakal rampung pada semester II-2021. Pembangunan pembangkit ini bekerjasama dengan perusahaan asal Jepang, yakni Sumitomo dan Kansai.
Ke depan, UNTR berencana bekerjasama lebih lanjut dengan Sumitomo dan Kansai. Namun saat ini UNTR masih fokus di proyek PLTU Jawa-4.
Investasi untuk kedua pembangkit listrik tersebut mencapai US$ 4 miliar. Sedangkan total investasi untuk pembangkit melalui anak usahanya, PT Pamapersada Nusantara, sebesar US$ 70 juta.
Sepanjang kuartal I-2018, UNTR sudah menggunakan belanja modal sebesar US$ 200 juta. Sebagian besar belanja modal dialokasikan untuk Pamapersada, anak usaha kontraktor pertambangan. "Paling banyak untuk Pamapersada Nusantara, yakni untuk pembelian alat baru," kata Iwan.
Sepanjang tahun ini, UNTR menyiapkan belanja modal berkisar US$ 800 juta hingga US$ 850 juta. Iwan mengatakan, belanja modal perusahaan kebanyakan diambil dari kas internal.
Sebanyak US$ 650 juta dari capex akan digunakan untuk membeli alat baru bagi Pamapersada. Sisanya akan digunakan untuk proyek-proyek baru UNTR.
UNTR tak merinci target pada tahun ini. Namun, manajemen emiten ini meyakini penjualan alat berat Komatsu bisa naik 10%-18% menjadi 4.200–4.500 unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News