Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan rupiah terhadap dollar AS diprediksi masih akan mengalami pelemahan di akhir pekan (29/11). Hal ini terjadi lantaran masih mendominasinya sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Kamis (28/11) rupiah berhasil ditutup menguat tipis 0,02% ke level Rp 14.092 per dollar AS dari penutupan sebelumnya. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau JISDOR, juga mencatatkan pelemahan 3 poin atau 0,02% menjadi Rp 14.099 per dollar AS.
Baca Juga: AS-China panas lagi, rupiah hari ini ditutup menguat 0,02%
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri memperkirakan, pelemahan rupiah masih akan berlanjut besok (29/11). Penyebab utamanya karena ketidakpastian perang dagang antara AS dengan China yang masih berlanjut.
"Sementara itu, sentimen dari domestik cenderung masih minim terlebih menjelang akhir bulan," kata Reny kepada Kontan.co.id, Kamis (27/11).
Sebagaimana diketahui, sentimen perang dagang antara AS dengan China kembali memanas. Khususnya setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani UU Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong. Kondisi tersebut telah mendorong aksi unjuk rasa di Hong Kong.
Baca Juga: Rupiah flat cenderung melemah hingga sore ini ke Rp 14.099
Pihak Gedung Putih mengungkapkan bahwa Trump telah menandatangani rancangan undang-undang (RUU) terkait Hong Kong untuk menjadi UU pada Rabu (27/11) waktu setempat.
Penandatanganan legislasi tersebut, dipercaya akan semakin memperumit pembicaraan kesepakatan dagang antara AS-China. Situasi ini memicu kekhawatiran bahwa upaya untuk mengakhiri sengketa perdagangan jangka panjang antara AS dan China bisa menjadi lebih rumit.
Baca Juga: Makin panas, China panggil duta besar AS usai Trump teken UU Hong Kong
Untuk itu, Reny memperkirakan pergerakan rupiah masih akan melanjutkan pelemahannya di akhir pekan. Prediksinya, rupiah akan bergerak di rentang harga Rp 14.080 per dollar AS hingga Rp 14.136 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News