Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Rencana PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mengakuisisi PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) semakin bulat. Saat ini, BBNI tengah melakukan uji tuntas (due diligence) atas BPUI. Targetnya, due diligence kelar di kuartal I 2013.
Ada dua skema akuisisi BPUI yang Bank BNI siapkan. Pertama, BBNI akan mengambil alih kepemilikan saham BPUI beserta utang rekening dana investasi (RDI) senilai Rp 1,2 triliun. Utang RDI ini akan jatuh tempo 2050. "Jadi kami ambil dan utang ini akan kami bayar pada saat jatuh tempo nanti," ujar Gatot M Suwondo, Direktur Utama BBNI, Senin (28/1).
Gatot mengaku, cara ini akan memberatkan buku perseroan di awal. Namun, kata dia, BBNI memiliki strategi meningkatkan kinerja BPUI. Sayang, ia belum mau mengumbar strategi itu karena proses akuisisi belum final.
Kedua, akuisisi dilakukan dengan melunasi utang RDI di awal. Nah, BNI akan menggunakan obligasi rekapitalisasi untuk melunasi utang RDI tersebut. Hanya saja, BNI akan lebih cermat menghitung sesuai dengan valuasi harga yang ditetapkan pemerintah.
Sayang, Gatot belum bisa membeberkan nilai akuisisi BPUI tersebut. Yang jelas, nilai aset BPUI saat ini sekitar Rp 2 triliun. Tapi, nilai aset itu bukan menjadi acuan nilai akuisisi BPUI. Sebab ada hitungan utang RDI BPUI.
Arief Fahruri, analis Mega Capital Indonesia melihat, rencana akuisisi ini tidak akan berdampak banyak pada kinerja BNI. Sebab, lini bisnis non perbankan belum memberi kontribusi besar bagi pendapatan dan laba bersih BNI. "Kontribusi terbesar masih berasal dari bisnis perbankan," kata dia.
Sebagai gambaran, pendapatan dan laba bersih Bahana Securities, salah satu anak usaha BPUI, masing-masing cuma Rp 130,89 miliar dan Rp 36,72 miliar di kuartal III 2012. Bandingkan dengan hasil pendapatan dan laba bersih BNI senilai yang masing-masing Rp 11,2 triliun dan Rp 5,04 triliun di kuartal III 2012.
Selain memiliki Bahana Securities, BPUI juga membawahi Bahana Artha Ventura, Bahana TCW Investment Management, dan Graha Niaga Tata Utama. Menurut Arief, nantinya hasil dari akuisisi BPUI lebih pada integrasi layanan bagi BNI. "Jika selama ini bisnis underwriter BNI Securities masih kurang maka dengan masuknya Bahana bisa mengimbangi," papar Arief.
Dia masih melihat prospek positif pada saham BBNI dan merekomendasikan beli dengan target harga Rp 4.600. Kemarin, harga BBNI stagnan di Rp 3.875 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News