kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.267.000   -15.000   -0,66%
  • USD/IDR 16.645   15,00   0,09%
  • IDX 8.087   -6,05   -0,07%
  • KOMPAS100 1.127   1,87   0,17%
  • LQ45 826   2,99   0,36%
  • ISSI 282   -0,40   -0,14%
  • IDX30 434   0,86   0,20%
  • IDXHIDIV20 502   3,25   0,65%
  • IDX80 127   0,64   0,51%
  • IDXV30 137   0,78   0,57%
  • IDXQ30 139   -0,18   -0,13%

Turun dari All Time High, Ini Rekomendasi Saham Bank Mandiri (BMRI)


Senin, 24 Oktober 2022 / 17:47 WIB
Turun dari All Time High, Ini Rekomendasi Saham Bank Mandiri (BMRI)
ILUSTRASI. Harga saham Bank Mandiri (BMRI) ditutup melemah 0,97% ke harga Rp 10.250 pada Senin (24/10).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sempat melanjutkan penguatan ke level Rp 10.500 per saham sebelum bergerak turun dan ditutup melemah 0,97% ke harga Rp 10.250 pada Senin (24/10). 

Penurunan ini terjadi setelah BMRI berhasil menembus level all time high. Pada akhir pekan lalu, saham BMRI melaju kencang dan berhasil ditutup naik 4,55% pada perdagangan Jumat (21/10) ke level harga Rp 10.350 per saham.

Meski dengan pelemahan hari ini, saham BMRI masih nyaman bertengger di zona hijau. Dalam periode mingguan, BMRI masih tercatat naik 8,47%. Sedangkan jika dihitung sejak awal tahun 2022, harga saham BMRI sudah menguat 45,91%.

Baca Juga: Saham BBCA Tembus Rekor Tertinggi Baru Rp 8.900, Kapitalisasi Pasar Rp 1.097 triliun

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto melihat pendorong utama saham BMRI menembus rekor all time high adalah proyeksi kuatnya pertumbuhan kinerja. Investor mengekspektasikan kinerja Bank Mandiri melaju kencang pada laporan keuangan kuartal ketiga 2022.

"Mendekati deadline laporan keuangan kuartal ketiga, harga saham BMRI yang menguat memberikan kesan bahwa pasar mengantisipasi hal ini (pertumbuhan kinerja)," ungkap Pandhu kepada Kontan.co.id, Senin (24/10).

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menambahkan, di antara jajaran bank berkapitalisasi jumbo lainnya (big banks) seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), price to book value (PBV) BMRI masih relatif murah.

Baca Juga: BMRI Menggeser TLKM, Ini 10 Saham Dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar

Selain itu, berdasarkan survei Bank Indonesia (BI), diperkirakan pertumbuhan kredit kuartal keempat 2022 akan lebih tinggi daripada kuartal ketiga. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang ada di posisi 90%, lebih tinggi dari kuartal ketiga sebesar 88%.

Hal senada disampaikan oleh Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro. Secara fundamental, berdasarkan laporan keuangan kuartal kedua 2022, rasio PBV BMRI yang sebesar 2,41 kali, masih murah dibandingkan rata-rata subsektor perbankan sekitar 3,41 kali.

Kemudian, saham perbankan diuntungkan oleh tren kenaikan suku bunga BI. Nico menjelaskan, kenaikan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) akan menjaga spread dengan suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR).

Baca Juga: Jawab Kebutuhan Nasabah Wholesale, Bank Mandiri Luncurkan Kopra Mobile App

Sehingga, akan menjaga dana asing tetap berada pada saham domestik khususnya perbankan bigcaps. "Salah satunya Bank Mandiri, yang banyak diminati oleh investor asing," terang Nico.

Kondisi saat ini juga mendorong peningkatan dana pihak ketiga (DPK). Perbankan yang memiliki modal kuat dan rasio dana murah atau current account saving account (CASA) yang mumpuni diprediksi tidak akan terburu-buru meningkatkan suku bunga kreditnya.

Dengan begitu, penyaluran kredit perbankan tetap bisa optimal. "Bank Mandiri memiliki kondisi fundamental yang sangat solid, bisa dilihat dari laporan kuartal II yang mencatat pertumbuhan dari berbagai sisi," terang Nico.

Baca Juga: Kinerja Positif BUMN Diproyeksi Bakal Terus Berlanjut

Profit Taking

Menimbang prospek yang dimiliki Bank Mandiri, Pandhu melihat koreksi harga saham hari ini terbilang wajar sebagai aksi profit taking pasca BMRI menembus all time high. "Masih wajar mengingat kenaikan dua hari sebelumnya termasuk kencang," sebut Pandhu.

Pada level harga saat ini, Pandhu cenderung menyarankan hold dengan target ke Rp 11.200. Untuk investor yang ingin mengoleksi BMRI, Pandhu menilai akan lebih menarik untuk buy on weakness pada kisaran harga Rp 9.600 per saham-Rp 9.925 per saham sebagai support trendline.

Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova juga memberikan rekomendasi trading buy untuk saham BMRI. Saran Ivan, cermati area support di Rp 9.700 dan resistance pada Rp 11.500.

Level Rp 9.700 bisa dipertimbangkan sebagai batas risiko. Jika ada koreksi yang menekan hingga ke bawah level tersebut, maka berpotensi membuat tren pembalikan arah.

"Bagi pelaku pasar yang cenderung trading maka batas stop loss sesuaikan toleransi risikonya serta tren yang sedang terbentuk," ujar Ivan.

Baca Juga: Rajin Tambah Fitur, Livin' by Mandiri Catatkan Ada 13 Juta Pengguna per September

Nico menambahkan, potensi penguatan harga BMRI masih terbuka, apalagi dengan rilis laporan keuangan kuartal ketiga yang diprediksi masih tumbuh solid. Bagi investor yang ingin trading, secara jangka pendek wajar jika terjadi koreksi karena jenuh beli.

Rekomendasi Nico, buy on weakness saat terjadi koreksi jangka pendek, dan buy sebagai investasi jangka panjang. Perhatikan area support di harga Rp 9.130.

Dengan level all time high yang sudah tertembus, Nico mengestimasikan area resistance baru di harga Rp 11.725. Jika itu tertembus lagi, resistance selanjutnya berada di posisi Rp 12.470 sebagai target untuk setahun ke depan.

Cheryl juga memberikan rekomendasi buy saham BMRI dengan target harga Rp 11.225 dan stop loss pada area Rp 9.650. "Secara jangka panjang masih bisa naik, tapi koreksi di jangka pendek wajar terjadi," pungkas Cheryl.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×