Reporter: Yuliana Hema | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Emiten operator telekomunikasi, PT Indosat Tbk (ISAT) berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan sepanjang 2023. Kendati begitu, bottom line ISAT masih tertekan seiring dengan meningkatnya beban.
Melansir laporan keuangan, ISAT membukukan pendapatan Rp 51,22 triliun. Raihan ini meningkat 9,57% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 46,75 triliun pada 2022.
Rinciannya, segmen selular berkontribusi sebesar Rp 43,74 triliun. Sementara segmen multimedia, komunikasi data dan internet (MIDI) menyumbang Rp 6,47 triliun.
Namun kenaikan pendapatan tersebut diiringi oleh kenaikan beban. Sepanjang 2023, ISAT harus menanggung beban sebesar Rp 40,80 triliun atau naik 12,83% YoY dari Rp 36,16 triliun.
Baca Juga: Emiten Operator Telko Bakal Mendulang Lonjakan Trafik di Tahun Pemilu
Membengkaknya beban operator Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) ini disebabkan oleh beberapa pos. Pos penyusutan dan amortisasi ISAT naik 6,69% YoY menjadi Rp 14,62 triliun.
Kemudian pos beban pemasaran Indosat tercatat meningkat dari Rp 1,39 triliun menjadi Rp 1,67 triliun. Artinya, biaya pemasaran ISAT melonjak 20,02% secara tahunan.
Selain itu, ISAT juga membukukan rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp 72 miliar. Ini berbalik dari laba senilai Rp 28 miliar sepanjang 2022.
Alhasil, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk ISAT mencapai Rp 4,50 triliun sepanjang 2023. Nilai tersebut turun 4,59% secara tahunan dari Rp 4,72 triliun.
Di sisi lain, total aset ISAT mencapai Rp 114,72 triliun per 31 Desember 2023. Total aset perusahaan telekomunikasi itu meningkat 0,93% dari posisi 31 Desember 2022.
Liabilitas ISAT terpantau menurun dari Rp 82,28 triliun per Desember 2022 menjadi Rp 81,01 triliun. Sementara ekuitas ISAT meningkat dari Rp 113,65 triliun menjadi Rp 114,72 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News