Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten berencana untuk membagikan dividen tahun buku 2021. Setidaknya, ada tujuh emiten yang akan membagikan dividen final dengan cum date pekan depan.
Pertama ada PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), kemudian PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), PT Eastparc Hotel Tbk (EAST), PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), dan PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII).
Jika mengacu pada harga saham per Jumat (1/4), ADMF menawarkan yield dividen sekitar 7,12%, BJBR 6,51%, SDRA 3,24%, SIDO 2,38%, EAST 1,46%, BDMN 2,31%, dan BNII 2,14%.
Equity Analyst Pilarmas Investindo Desy Israhyanti melihat, pembagian dividen beberapa emiten cukup menarik dari sisi nominal yang akan dibagikan, misalnya ADMF sebesar Rp 607, BDMN senilai Rp 56,33, dan SIDO sebesar Rp 22,7.
Baca Juga: Cum Date Dividen Sejumlah Emiten Jatuh pada Pekan Depan, Siapa Saja?
Meski demikian, sambung Desy, nominal yang tinggi bukan berarti yang paling menguntungkan. Sehingga, dividend yield dapat menjadi patokan seberapa besar keuntungan yang didapatkan dari pembagian dividen.
Ia mencermati dividend yield yang menarik salah satunya ADMF. Sementara, BDMN dengan dividend yield 2,31% dan SIDO dengan dividend yield 2,38% dinilai cukup kompetitif.
“Biasanya, pada saat cum date harga saham akan naik karena investor berebut masuk untuk mendapatkan dividen. Setelahnya, ada potensi penurunan harga saham,” tuturnya pada Kontan, Minggu (3/4).
Sementara jika dilihat dari sisi fundamental, tren profitabilitasnya memang sedikit bervariasi. Terpantau dari CAGR laba bersih 5 tahun, saham EAST tumbuh positif 43% dan SIDO tumbuh 19%.
Baca Juga: Saham-Saham Ini Masuk Jajaran Top Gainers dan Top Losers, Ini Rekomendasi dari Analis
Sementara itu, ADMF terkoreksi 3% dan BDMN turun 16%, masih terkontraksi sebagai dampak pandemi jika ditarik tren 5 tahun. Akan tetapi, Desy menjelaskan jika melihat secara yoy kinerja emiten-emiten tersebut terpantau mengalami pemulihan, yang mana tumbuh positif masing-masing sebesar 3% dan 9%.
Dari sisi valuasi, Desy menambahkan saham ADMF dan BDMN relatif lebih murah terhadap masing-masing industrinya. Lebih lanjut ia menerangkan hanya saham EAST dan SIDO sekarang ini sudah relatif lebih mahal.