Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) membuat perusahaan patungan untuk memproduksi biokokas. Langkah ini dilakukan TAPG untuk meningkatkan komitmen dalam menjalankan usaha secara berkelanjutan.
Pada Juni 2024, TAPG telah menandatangani nota kesepahaman dengan Aisin Takaoka Co., Ltd untuk membentuk perusahaan patungan yang memproduksi biokokas (bio-molded coal) berbasis cangkang sawit di Indonesia.
Pendirian perusahaan patungan ini turut menegaskan komitmen perseroan dalam pengembangan energi hijau dalam rangka mewujudkan karbon netral.
Presiden Direktur TAPG Tjandra Karya Hermanto mengatakan, aksi korporasi tersebut selaras dengan komitmen keberlanjutan Triputra Agro Persada dengan target menjadi perusahaan netral karbon pada 2036.
“Ini sesuai dengan misi Triputra Agro Persada untuk menjadi Green Plantation for Better Quality of Life. Perseroan berkomitmen penuh menjalankan praktik perkebunan berkelanjutan pada seluruh operasional,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (26/7).
Baca Juga: Laba Bersih Triputra Agro (TAPG) Melonjak 103% di Semester I 2024
Pada Juni 2024, TAPG pun berhasil menjadi konstituen baru pada dua indeks saham dari Yayasan Kehati dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Keduanya adalah Indeks ESG Sector Leader IDX Kehati (ESGSKEHATI), dan Indeks ESG Quality 45 IDX Kehati (ESGQKEHATI).
Melansir laporan keuangan, TAPG membukukan laba bersih sebesar Rp 955,34 miliar pada semester I 2024. Angka tersebut melonjak 103,35% jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023 yaitu Rp 469,80 miliar.
TAPG mencatat pendapatan sebesar Rp 4,07 triliun pada semester I 2024 atau meningkat 7,95% jika dibandingkan periode yang sama pada 2023 yaitu Rp 3,77 triliun.
Sepanjang semester I 2024, TAPG berserta entitas asosiasi berhasil memproduksi tandan buah segar (TBS) sebanyak 1,39 juta ton, koreksi 2% dibandingkan periode serupa tahun lalu. Namun secara kuartalan, produksi TBS TAPG tumbuh 4%.
Sementara, produksi CPO di semester I 2024 turun 3% yoy ke 445 ribu ton, serta produksi palm kernel sebanyak 91 ribu ton.
TAPG pun meyakini proporsi produksi di tahun 2024 akan mulai meningkat dimulai pada kuartal III. Produksi di semester II 2024 juga diyakini akan lebih tinggi dibandingkan semester I, karena akan memasuki fase panen raya dan iklim yang lebih kondusif akibat La Nina.
“Kami optimistis harga CPO akan tetap stabil pada level yang tinggi dengan permintaan yang juga baik, terutama berasal dari negara-negara konsumen CPO dan program biodiesel di Tanah Air,” kata Tjandra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News