Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) bekerjasama dengan Aisin Takaoka Co. Ltd membentuk perusahaan patungan (joint venture company) untuk memproduksi c(bio-molded coal) berbasis cangkang sawit di Indonesia.
Aisin Takaoka merupakan bagian dari Aisin Corporation yang saham mayoritasnya dimiliki oleh Toyota Motor Corporation.
Biokokas berbasis cangkang sawit merupakan hasil riset dan pengembangan oleh Aisin Takaoka dan diklaim menjadi yang pertama di dunia.
Pengembangan biokokas merupakan teknologi baru sebagai alternatif bahan bakar industri pengecoran baja (foundry) yang selama ini sangat bergantung pada batubara kokas (coking coal).
Baca Juga: Triputra Agro Persada (TAPG) Dapat Dividen Rp 1,33 Triliun dari Anak Usaha
Presiden Direktur Triputra Agro Persada, Tjandra Karya Hermanto, mengungkapkan kolaborasi ini menandai komitmen kedua perusahaan dalam mengembangkan energi hijau dalam rangka mewujudkan karbon netral.
Tjandra bilang, kerja sama ini selaras dengan komitmen keberlanjutan TAPG dengan target menjadi perusahaan netral karbon pada tahun 2036.
"Kami memberikan dukungan penuh atas pembentukan joint venture company bersama Aisin Takaoka. Kami bangga dapat bekerjasama dengan Aisin Takaoka yang merupakan salah satu pemimpin industri foundry global," kata Tjandra dalam siaran resmi dalam keterbukaan informasi, Senin (24/6).
Pemanfaatan cangkang sawit sebagai bahan baku biokokas merupakan upaya kedua perusahaan dalam mendorong penggunaan energi hijau. Biokokas dinilai dapat mengurangi emisi karbon dan limbah, sebagai dua tantangan utama yang dihadapi oleh industri pengecoran baja.
Baca Juga: TAPG Tingkatkan Kapasitas Produksi dan Lahan Baru pada Tahun 2024
Dengan begitu, langkah ini dapat berkontribusi dalam upaya mewujudkan karbon netral. Joint venture company ini ditargetkan akan mulai melakukan produksi pada paruh kedua tahun 2025 untuk memenuhi kebutuhan biokokas secara global.
President Aisin Takaoka, Makoto Okuda, menjelaskan hasil pengembangan biokokas berbasis cangkang sawit ini dapat menggantikan sepenuhnya penggunaan batubara kokas dalam industri tanpa mengurangi kualitas pembakaran.
Adapun, Triputra Agro Persada dipilih menjadi mitra karena merupakan salah satu produsen Crude Palm Oil (CPO) terbesar di Indonesia dan memiliki visi menjadi perusahaan netral karbon.
Baca Juga: Triputra Agro Persada (TAPG) Bidik Pertumbuhan Kinerja Dua Digit pada 2024
"Biokokas berbasis cangkang sawit ini dikembangkan dengan tujuan mengurangi emisi karbon dalam proses pengecoran baja yang selama ini menjadi tantangan utama industri, terutama bagi kami sebagai pemimpin industri. Bersama Triputra Agro Persada, kami memiliki filosofi yang sama untuk mengembangkan energi hijau dalam mewujudkan karbon netral," terang Makoto.
Sebagai informasi, melalui New Journey of TAPG Sustainability, Triputra Agro Persada telah melakukan sejumlah inisiatif untuk mewujudkan komitmen menjadi perusahaan netral karbon. Sesuai dengan misi TAPG untuk menjadi Green Plantation for Better Quality of Life.
Baca Juga: Begini Prospek Produksi Sawit Triputra Agro Persada (TAPG) Tahun 2024
Pada tahun 2023 TAPG telah mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) berbasis limbah cair sawit untuk memasok kebutuhan listrik kernel crushing plant (KCP). TAPG juga meningkatkan cakupan areal stok karbon tinggi (SKT) dan nilai konservasi tinggi (NKT).
Menjelang tutup sesi I perdagangan Senin (24/6), harga saham TAPG merosot 0,88% ke posisi Rp 560 per saham. Secara year to date, harga saham TAPG mengakumulasi penguata tipis 2,75%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News