kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren permintaan CPO terus turun, simak rekomendasi analis


Kamis, 12 September 2019 / 20:45 WIB
Tren permintaan CPO terus turun, simak rekomendasi analis
ILUSTRASI. Tren permintaan CPO terus turun, simak rekomendasi analis


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan harga komoditas crude palm oil (CPO) berpotensi untuk melanjutkan penurunan hingga akhir 2019. Hal ini sejalan dengan turunnya permintaan dari India dan China.

Mengutip Bloomberg, harga CPO untuk kontrak pengiriman November 2019 pada perdagangan Kamis (12/9) pukul 16:44 tercatat melemah 0,81% ke level RM 2.188 per metrik ton dari perdagangan hari sebelumnya. Sedangkan level tertinggi sempat menyentuh RM 2.269 per metrik ton di 26 Agustus 2019. 

Baca Juga: Pemangkasan Bea Impor CPO Asal Indonesia Terancam Gagal

Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengungkapkan, secara fundamental prospek harga CPO masih akan tertekan hingga akhir tahun. Hal ini didukung sentimen pelambatan ekonomi global dan menyebabkan permintaan terhadap CPO kembali lesu. 

"Prospek tahun ini masih seperti tahun sebelumnya, masih lemah," ungkap Wahyu kepada Kontan, Kamis (12/9). 

Menurutnya, isu seperti kelebihan pasokan, permintaan yang masih lesu disusul dengan larangan penggunaan CPO dari Eropa masih menjadi alasan utama harga CPO sulit untuk bangkit. Ditambah lagi, buruknya sentimen global dan perang dagang semakin memperparah harga. 

Sebagai informasi, berdasarkan data surveyor kargo SGS Malaysia, harga CPO turun setelah data ekspor 1-10 September 2019 menunjukkan adanya penurunan 29%. Ini lantaran, adanya penurunan penjualan ke India sebanyak 80%, dan ke China turun 32%.

Di sisi lain, menurut Wahyu beberapa faktor yang bisa mendorong harga, yakni seperti musim kering yang bisa menekan produksi, el nino dan lainnya. "Tapi sayang, musim sangat friendly untuk produksi saat ini," tambahnya. 

Dengan begitu, dia memperkirakan pergerakan harga CPO ke depan masih sulit untuk menembus level RM 2.200 per metrik ton, lantaran harga bertahan untuk konsolidasi sejak rebound 2015-2018. Alhasil, level RM 2.200 per metrik ton hingga RM 2.400 per metrik ton menjadi level yang sulit ditembus.

Baca Juga: Tiga Hari Berturut-turut Saham BWPT dibeli Komisaris Eagle High "Sekarang harga semakin jatuh di area RM 2.100 per metrik ton hingga RM 2.300 per metrik ton. Namun karena di lowest historis, maka potensi rebound korektif masih bisa terjadi," ungkapnya.

Untuk sepekan ke depan Wahyu memperkirakan harga bergerak pada kisaran RM 2.200 per metrik ton hingga RM 2.150 per metrik ton. Sedangkan untuk perdagangan Jumat (13/9) diprediksi berada di kisaran support RM 2.180, RM 2.175, dan RM 2.170 per metrik ton.

Adapun untuk level resistance berada di kisaran RM  2.190, RM 2.195, dan RM 2.200 per metrik ton.

Dengan kecenderungan masih akan tertekan, Wahyu merekomendasikan jual untuk CPO, dengan target harga hingga akhir tahun di RM 2.150 per metrik ton. Menurutnya, komoditas di level bearish seperti ini hanya memiliki dua pilihan, yakni lower konsolidasi atau rebound.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×