Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) rupanya belum akan menyudahi tren positif. Pada perdagangan Rabu (3/11), harga CPO kontrak pengiriman Januari 2022 di Bursa Derivatif Malaysia berada di level RM 4.970 per ton atau menguat 1,01% dari pembukaan.
Tren positif ini melanjutkan reli mingguan dalam 6 pekan berturut-turut, dari posisi harga RM 4.518 per ton pada 17 September silam.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan, terdapat dua faktor utama yang menopang penguatan harga CPO dalam beberapa waktu terakhir.
Pertama, krisis energi yang mengakibatkan kenaikan harga minyak dunia. Alhasil, harga CPO juga ikut terseret naik akibat krisis tersebut.
Kedua, masih belum seimbangnya kondisi supply dan demand. Ia bilang, permintaan yang datang dari importir CPO seperti China, India, Korea Selatan dan Jepang masih cukup tinggi.
Di satu sisi, produksi Malaysia dan Indonesia belum kembali ke level semula.
Baca Juga: Memasuki bulan November, saham-saham CPO punya peluang naik
“Apalagi, dengan adanya badai La Nina pada musim penghujan ini, dikhawatirkan sarana transportasi terkendala akibat banjir. Walau di satu sisi curah hujan yang tinggi ini akan meningkatkan produksi CPO,” kata Ibrahim ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (3/11).
Selain itu, Ibrahim menyebut periode jelang natal dan tahun baru umumnya membuat permintaan semakin melonjak. Alhasil harga CPO diekspektasikan masih akan mengalami penguatan hingga akhir sisa tahun ini.
Ibrahim memproyeksikan harga CPO pada sisa tahun ini masih berpotensi untuk bergerak menuju RM 5.400 per ton. Ia menilai, para importir jelang periode musim dingin biasanya sudah memperbanyak cadangan CPO, sehingga harga CPO akan cukup sulit untuk bisa melebihi level RM 5.400 per ton.
Sementara untuk tahun depan, menurutnya tren positif CPO pada tahun ini tidak akan terulang. Apalagi, kemungkinan besar pada tahun depan krisis energi sudah terselesaikan yang mengakibatkan harga komoditas energi berangsur terkoreksi. Begitupun yang akan dialami oleh CPO.
“Di satu sisi, produksi CPO di Malaysia dan Indonesia akan kembali normal dan bisa stabil, sementara permintaan juga tidak setinggi akhir tahun ini. Dengan demikian harga CPO akan berpotensi melandai di tahun depan,” imbuh Ibrahim.
Selain itu, ia juga melihat adanya potensi India kembali menaikkan bea impor untuk CPO yang akan semakin membatasi kenaikan harga CPO. Ibrahim memproyeksikan harga CPO akan bergerak pada rentang RM 3.800 - RM 4.500 per ton.
Selanjutnya: Harga minyak goreng melonjak, pemerintah berencana hentikan ekspor CPO
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News