kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,95   -0,48   -0.05%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren harga emas masih bullish


Selasa, 09 Februari 2016 / 20:29 WIB
Tren harga emas masih bullish


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pergerakan harga emas mulai berbalik arah setelah menyentuh level tertinggi sejak Juni 2015 pada awal pekan ini. Namun, tren pergerakan emas masih bullish seiring dengan gejolak ekonomi global.

Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoint Futures menyatakan, emas dicari oleh investor di tengah ketidakpastian ekonomi global. Serangkaian data yang dirilis pekan ini akan menjadi perhatian bagi para pelaku pasar.

Diantaranya adalah data mingguan klaim pengangguran Amerika Serikat (AS) yang diprediksi naik menjadi 287.000 dari sebelumnya 285.000. Jika sesuai proyeksi, maka dollar AS akan melemah dan menambah sentimen positif bagi harga emas.

Merosotnya harga minyak mentah dunia juga turut mengangkat harga emas. Penurunan harga minyak membuat pasar energi di AS mengalami kerugian cukup besar yang berimbas pada jatuhnya saham perusahaan. "Investor menarik dananya dari industri tersebut dan beralih ke emas," kata Deddy.

Jika melihat prospek ekonomi global tahun ini, Deddy optimistis harga emas akan menyentuh level US$ 1.300 per ons troi pada hingga akhir tahun. "Di tahun 2016, emas sepertinya akan menjadi aset yang menarik," imbuhnya.

Sementara untuk kuartal pertama tahun ini, Deddy memproyeksi peluang koreksi harga emas akan berada di level US$ 1.220 per ons troi. Artinya, bila level tersebut tersentuh maka emas berpeluang turun. Namun, tren bullish belum berubah di tengah tidak menentunya kondisi ekonomi global.

Mengutip Bloomberg, Selasa (9/2) pukul 20.00 WIB, harga emas kontrak pengiriman April 2016 di Commodity Exchange tergerus 0,48% ke level US$ 1.192 per ons troi dibanding sehari sebelumnya. Selama sepekan terakhir, harga emas menanjak 5,76%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×