Reporter: Dimas Andi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) mengalami peningkatan sepanjang bulan Juli melesat. Namun demikian, analis menilai tren aksi beli investor asing hanya akan berlangsung dalam waktu jangka pendek saja.
Sebagai informasi, Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu melaporkan, kepemilikan asing di SBN bertambah Rp 5,25 triliun secara month to date (mtd) menjadi Rp 835,42 triliun hingga 11 Juli lalu. Investor asing pun terus mencatatkan net buy secara berturut-turut sejak 2 Juli hingga 11 Juli.
Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra mengatakan, masih banyak sentimen negatif yang mempengaruhi pasar obligasi domestik dalam beberapa waktu ke depan. Hal itu yang membuatnya yakin tren aksi beli investor asing di pasar obligasi Indonesia tidak akan bertahan lama.
Salah satu sentimen yang patut diperhitungkan adalah konflik perang dagang yang melibatkan AS, China, dan sejumlah negara besar lainnya. Konflik tersebut telah terjadi berlarut-larut dan sulit diprediksi perkembangannya. Ketidakpastian perang dagang membuat nilai tukar rupiah bergerak sangat volatil dalam beberapa waktu terakhir.
“Hari ini saja, dalam beberapa jam rupiah berada di level Rp 14.400 lalu balik lagi ke level Rp 14.300,” kata Made, Kamis (12/7).
Hal tersebut menurutnya dapat menimbulkan dampak negatif terhadap posisi pasar obligasi dalam negeri. Akibatnya, investor asing kembali menarik dananya dari Indonesia.
Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS juga masih menjadi perhatian utama investor asing di pasar obligasi Indonesia.
Desmon Silitonga, Fund Manager Capital Asset Management berpendapat, andaikata The Federal Reserves hanya menaikan suku bunga acuan AS sebanyak tiga kali di tahun ini, besar kemungkinan investor asing tidak tergiur untuk keluar dari pasar obligasi dalam negeri.
Namun, faktanya The Fed lebih memilih kebijakan kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif atau sebanyak empat kali sepanjang 2018. “Kalau Fed Fund Rate naik sampai empat kali berat bagi Indonesia untuk menahan investor asing keluar dari pasar obligasi,” ungkapnya.
Agenda tahun politik yang mencapai puncaknya pada 2019 mendatang juga tak luput dari perhatian investor asing. Made menjelaskan, terlepas dari siapa sosok pemimpin baru Indonesia, investor asing diyakini masih akan tertarik berinvestasi di pasar surat utang domestik, asalkan tidak ada perubahan kebijakan pemerintahan yang tergolong kontroversial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News