Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akhir-akhir ini, pasar saham tanah air semakin aktif. Hal ini tercermin dari naiknya nilai dan volume transaksi harian di pasar saham.
Bahkan, pada perdagangan Senin (30/11), nilai transaksi harian di bursa mencapai Rp 32,8 triliun dengan total frekuensi 1.68 juta kali.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa (AB) Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo mengatakan, ini merupakan nilai transaksi harian tertinggi yang pernah tercatat sepanjang sejarah transaksi di BEI.
Sebelumnya, BEI juga mencatatkan nilai transaksi tertinggi harian saham di pasar reguler pada 25 November 2020. Laksono mengatakan, kala itu nilai transaksi mencapai Rp 16,48 triliun dengan total frekuensi 1.41 juta kali.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai, membludaknya nilai transaksi di pasar saham belakangan ini dipicu oleh ekspektasi dari peluang membaiknya perekonomian dunia dan juga Indonesia.
Baca Juga: Lagi, BEI cetak rekor nilai transaksi harian tertinggi pada perdagangan Senin (30/11)
Menurut Okie, meskipun melonjaknya transaksi ini ada indikasi dari window dressing pada akhir tahun, namun dia melihat kenaikan dalam satu bulan terakhir lebih karena dampak dari ekspektasi pemulihan tersebut.
Alhasil, naiknya transaksi di bursa mencerminkan kepercayaan pelaku pasar terhadap pasar saham yang semakin meningkat seiring dengan membaiknya perekonomian.
“Membaiknya perekonomian dan turunnya risiko pada pasar keuangan yang tercermin dari credit default swap (CDS),” ujar Okie kepada Kontan.co.id, Selasa (1/12).
Pada perdagangan hari ini pun, transaksi yang terjadi di bursa cukup aktif. Mengutip RTI, nilai transaksi harian di pasar saham mencapai Rp 16,47 triliun dengan frekuensi sebanyak 1,16 juta kali.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, aksi window dressing yang dilakukan pelaku pasar menjelang akhir tahun mendorong kenaikan volume transaksi terjadi.
William menyebut, mereka yang sudah membeli saham dalam jumlah besar akan menyimpan sahamnya setidaknya hingga bulan Februari tahun depan.
“Itulah kenapa market sering menguat terbatas di awal Maret dan memasuki Mei malah menurun karena di situ realisasi profitnya dimulai,” ujar William kepada Kontan.co.id, Senin (1/12).
Senada, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas juga sepakat bahwa naiknya transaksi di pasar saham belakangan ini dipicu oleh aksi window dressing.
Selain itu, Sukarno menilai, kenaikan transaksi ini didorong adanya rebalancing indeks MSCI, dimana saham PT PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) masuk ke dalam daftar saham yang ditambahkan. Kemarin (30/11), saham TOWR berada di posisi teratas daftar saham dengan nilai transaksi tertinggi, yakni mencapai Rp 2,61 triliun.
William bilang, kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)yang cukup signifikan sepanjang November 2020 kemarin didorong oleh aksi window dressing yang dimulai lebih cepat.
Kontan.co.id mencatat, selama November 2020 IHSG tumbuh hingga 9,72%, meskipun pada perdagangan kemarin (30/11) IHSG rontok hingga 2,96%.
William juga bilang, di saat window dressing saat ini, kemungkinan besar jumlah transaksi di bursa berpotensi masih bisa meningkat. Ditambah, jika liburan akhir tahun jadi dipangkas oleh pemerintah.
Untuk itu, William menilai investor masih bisa melirik ke saham blue chips sambil manfaatkan momentum koreksi yang terjadi. “Justru mereka (saham bluechips) yang akan mengangkat indeks nantinya,” tutup William.
Selanjutnya: IHSG Bakal Disetir Data Domestik, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News