Reporter: Aloysius Brama | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) meraih kontrak baru pada semester kedua tahun ini. Emiten pelayaran ini telah menandatangani kontrak baru. Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), tak jelas dengan perusahaan mana TCPI menjalin kontrak. Keterbukaan informasi itu hanya menyebutkan bahwa TCPI telah mendapatkan kontrak itu dari produsen minyak sawit mentah asal Jakarta.
Kontrak itu sendiri memiliki total periode sepanjang tiga tahun. “Akan dimulai pada tanggal 1 Agustus 2019,” kata Direktur TCPI Dirc Richard dalam keterbukaan informasi, Jumat (19/7). Dari kontrak tersebut, TCPI disebut berpotensi meraup pemasukan sebesar Rp 76 miliar.
Nantinya TCPI diwajibkan menggunakan kapal tunda dan kapal tongkang untuk memuat CPO dan palm kernel dari beberapa tempat seperti Labuhan Muat Bunati, Labuhan Muat Kelampai, Labuhan Muat Pangkalan Banteng, Labuhan Muat Pamukan dan Sungai Durian serta Labuhan Muat Tayan. “Semuanya akan diantar ke Labuhan Bongkar Pulau Laut,” tulis Richard.
Saat ini, TCPI sendiri memiliki 51 tug boat dan 45 barge. Catatan Kontan.co.id menunjukkan, pada bulan Juni lalu, TCPI baru saja membeli dua buah kapal dari Renjani Maritim senilai Rp 21,5 miliar.
Dengan utilisasi kapal yang disebut mencapai 100% serta adanya kenaikan volume pengangkutan, maka Transcoal Pacific mengharapkan pendapatan pada akhir tahun ini bisa mencapai Rp 3,5 triliun hingga Rp 4 triliun.
Asal tahu, jumlah itu setara dengan pertumbuhan sebesar 49,96% yoy. Pencapaian itu cukup signifikan mengingat per akhir tahun lalu, emiten ini membukukan pendapatan sebesar Rp 2,32 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News