kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

TPIA telah cairkan pinjaman US$ 150 juta


Selasa, 05 Juni 2012 / 07:12 WIB
TPIA telah cairkan pinjaman US$ 150 juta
ILUSTRASI. Misbakhun dukung wacana tax amnesty jilid II, ini pertimbangannya


Reporter: Raka Mahesa Wardhana | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) telah mencairkan seluruh fasilitas utang senilai U$ 150 juta. Emiten itu menggunakan seluruh pinjaman tersebut untuk ekspansi, tepatnya membangun pabrik butadiena.

Fasilitas pinjaman tersebut dikucurkan oleh sindikasi kreditur. Anggota sindikasi itu di antaranya DBS Singapore, Bank Danamon Indonesia, Bank DBS Indonesia, Standard Chartered Bank dan The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation (HSBC).

Selain itu, "Ada Bank Exim dan Bank Ekonomi Raharja. Bank Exim masuk melalui DBS, sedang Bank Ekonomi Raharja dari HSBC," kata Suryandi, Sekretaris Perusahaan TPIA, Senin (4/6). Bunga pinjaman itu berkisar 6% per tahun dengan tenor selama tujuh tahun.

Manajemen TPIA menjelaskan, pembangunan pabrik butadine hingga April 2012 telah mencapai 44%. Pabrik berkapasitas 100.000 ton tersebut ditargetkan selesai pada kuartal-III 2013. "Tahun depan pabrik tersebut bisa menghasilkan sekitar 25.000 ton butadiena," kata Suryandi.

TPIA menargetkan seluruh kapasitas terpasang akan terpakai, saat pabrik mulai beroperasi. Pabrik itu akan mengolah mix c4 perseroan menjadi butadiena. Butadiena dimanfaatkan para produsen ban sebagai bahan campuran untuk pembuatan ban.
Selama ini, produk mix c4 tidak dihasilkan di Indonesia. "Seluruh produk kami ekspor, hingga kebutuhan butadiena seluruhnya berasal dari impor," kata Suryandi.

Sekadar gambaran, TPIA menjual mix c4 dengan harga sekitar US$ 1.300 per ton. Sedang kisaran harga butadiena US$ 2.500 per ton-US$ 3.000 per ton. Dengan beroperasinya pabrik tersebut, TPIA tidak lagi harus mengekspor mix c4. Manajemen TPIA memperkirakan, kontribusi tambahan dari penjualan butadiena minimal sekitar
US$ 1.000 per ton.

Nantinya, 70% butadiena hasil olahan pabrik TPIA akan dijual untuk pasar domestik dan sisanya untuk tujuan ekspor. Sekadar informasi, kebutuhan industri lokal terhadap butadiena sekitar 250.000 ton per tahun.

Harga TPIA, Senin (4/6) ditutup melemah 5,26% menjadi Rp 1.800 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×