Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menargetkan ada 3.000 penyewa menara baru di tahun ini. Terdiri dari 2.000 penyewa lokasi bersama dan 1.000 bangunan baru.
Hingga kuartal I tahun ini, TBIG telah memenuhi 47% dari target yakni ada tambahan penyewa baru sebanyak 1.400 atau tumbuh 175% secara tahunan.
Pesanan di tahun ini akan lebih bervariasi diantaranya berasal dari Hutchinson, XL Axiata (EXCL), Indosat (ISAT) dan Telekomunikasi Indonesia (TLKM). Dimana tahun lalu penyewa yang ada adalah Hutchinson, XL Axiata dan Indosat.
Rasio kolokasi TBIG hingga kuartal I-2020 juga telah mencapai 1,92 kali. Mendekati target rasio kolokasi yang dibuat oleh Hans Tantio, Analis Indo Premier Sekuritas dalam riset Selasa (12/5) yakni di 1,93 kali. "Penambahan jumlah menara baru yang ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2020 akan menstabilkan kolokasi TBIG," kata dia.
Baca Juga: Pendapatan Tower Bersama Infrastructure (TBIG) tumbuh 11,57% kuartal I 2020
Ke depan, prospek TBIG masih cerah meski rencana ekspansi bisa terganggu. "Kebijakan bekerja di rumah saja akan membuat rencana TBIG memperluas jaringan telekomunikasi lebih lambat 10% padahal ekspansi sangat penting untuk menjaga keandalan jaringan," terang Hans.
Untungnya, bisnis telekomunikasi menjadi layanan yang diizinkan untuk beroperasi secara normal selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Menurut Hans risiko yang bisa dihadapi oleh TBIG adalah risiko perang harga operator telekomunikasi yang bisa memaksa operator menara untuk menurunkan tarif kontrak baru.
Meski demikian, Hans masih menyarankan beli saham TBIG dengan target hargar Rp 1.600. Sat ini TBIG diperdagangan pada 10,1 kali EV/EBTIDA tahun 2021 dibanding rata-rata 10 tahun di 13,3 kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News