Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sukses menorehkan kinerja cemerlang tahun lalu, Perusahaan menara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk terus berekspansi tahun ini. Perusahaan berkode emiten TBIG itu akan membangun 1.000 tower baru dan 1.500 kolokasi.
Untuk membiayainya, perusahaan ini akan menyiapkan anggaran belanja modal sekitar Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun.
Catatan saja, tahun lalu TBIG mencatatkan kenaikan laba bersih hingga 223% pada tahun 2017 menjadi Rp 2,31 triliun dari tahun 2016 yang sebesar Rp 713 miliar. Sedangkan pendapatan perusahaan tercatat Rp 4,02 triliun pada 2017, naik 8% dari tahun 2016 yang sebesar Rp 3,71 triliun.
Peningkatan rasio tenancy ditengarai menjadi salah satu pendorong kenaikan laba bersih ini.
Direktur PT Tower Bersama Infrastructure Tbk Helmy Yusman Santoso mengatakan kenaikan laba sangat dipengaruhi oleh peningkatan tenancy ratio dari 1,63 di 2016 menajadi 1,71 di 2017. “Kolokasi yang mendukung keuntungan perusahaan dan mendukung tenancy ratio lebih baik,” katanya Jumat (27/4).
Sekadar informasi, kolokasi merupakan upaya perusahaan menawarkan tower yang sudah ada dan sudah dioperasikan oleh operator telekomunikasi ke operator lain. “Misalnya dapat order dari Telkomsel bangun tower nah itu namanya cost tenant. Kita tawarkan ke tenant lain, XL Axiata, Smartfren, dan lain-lain. Nah tenant lain itu kita sebut kolokasi,” jelas Helmy.
Ongkos belanja modal kolokasi-pun tidak semahal ongkos mendirikan menara baru. Helmy menyebut untuk kolokasi hanya membutuhkan investasi Rp 100 juta-Rp 150 juta. Sementara untuk menara baru, perusahaan harus mengeluarkan belanja modal Rp 1 miliar untuk satu menara.
Kontribusi pendapatan TBIG di 2017, 45,3% berasal dari Telkomsel. Indosat menduduki peringkat dua dengan kontribusi 23,1% lalu disusul XL Axiata 14,5%. Sementara sisanya Hutchison Tri 9,4%, Smartfren 4,4% dan lainnya 3,3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News