Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana pendapatan tetap mendominasi daftar produk reksadana dengan nilai aktiva bersih (NAB) terbesar per November 2023. Dari 10 produk reksadana dengan NAB terbesar, ada lima reksadana yang tergolong dalam reksadana pendapatan tetap.
Malahan, posisi pertama NAB terbesar ditempati oleh Danamas Stabil yang merupakan racikan Sinarmas Asset Management dengan NAB Rp 16,95 triliun. Lalu, di peringkat ke-6 diisi oleh Reksa Dana Eastspring IDR Fixed Income Fund Kelas B dengan NAB Rp 5,75 triliun.
Kemudian, peringkat ke-7 ditempati Reksa Dana Pendapatan Tetap Sucorinvest Stable Fund dengan NAB Rp 4,67 triliun, peringkat ke-8 Reksa Dana Trimegah Fixed Income Plan dengan NAB Rp 4,16 triliun, dan peringkat ke-10 ditempati Reksa Dana Manulife Dana Tetap Utama dengan NAB Rp 3,91 triliun.
Baca Juga: Strategi Manajer Investasi Kelola Reksadana Saham Unggulan di November 2023
Investment Specialist Sucorinvest Asset Management Felisya Wijaya mengatakan, dalam sepuluh tahun terakhir memang terjadi peningkatan signifikan pada dana kelolaan alias asset under management (AUM) reksadana pasar uang dan pendapatan tetap (di luar reksadana terproteksi) menjadi sekitar 42% dari AUM industri reksadana. Kedua jenis reksadana ini menggeser dominasi reksadana saham yang mana komposisinya terhadap AUM industri reksadana turun signifikan.
Hal ini sejalan dengan pertumbuhan investor baru yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir.
"Investor-investor baru ini memilih instrumen-instrumen investasi dengan volatilitas yang relatif lebih rendah dibandingkan kelas aset saham," kata Felisya saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (14/12).
Selain itu, pada tahun ini, reksadana pendapatan tetap khususnya yang mempunyai underlying obligasi korporasi menawarkan imbal hasil yang cukup menarik. Volatilitasnya juga relatif lebih rendah dibandingkan reksadana campuran, reksadana saham, maupun reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi pemerintah.
Di sisi lain, obligasi pemerintah mengalami rally yang cukup tajam sejak akhir 2022 hingga medio Agustus 2023. Kondisi ini menyebabkan kenaikan AUM yang cukup besar pada reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi pemerintah.
Baca Juga: Reksadana Pendapatan Tetap Memberikan Return Tertinggi
Untuk tahun 2024, Felisya cukup optimistis bahwa reksadana pendapatan tetap akan kembali tumbuh. Menurutnya, pasar obligasi akan kembali menawarkan yield yang lebih menarik khususnya pada tenor pendek.
"Obligasi tenor pendek memiliki risiko penurunan harga dan volatilitas yang lebih minim dibandingkan tenor panjang," ucap Felisya.
Potensi ini seiring dengan persepsi suku bunga yang akan cenderung turun pada tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News