Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Katalis positif sedang berpihak kepada rupiah. Terlihat dari masih unggulnya mata uang Garuda ini di hadapan dollar Amerika Serikat (USD).
Di pasar spot, Kamis (15/10) posisi rupiah melesat 1,45% ke level Rp 13.418 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sedangkan di kurs tengah Bank Indonesia valuasi rupiah unggul 1,98% di level Rp 13.288 per dollar AS.
Menurut Andri Hardianto, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures penguatan rupiah yg terjadi didorong oleh sentimen positif dari keadaan ekonomi Indonesia yang lebih stabil. Upaya pemerintah untuk mendongkrak stabilisasi rupiah lewat rilisnya tiga paket kebijakan ekonomi menjadi tenaga bagi rupiah.
Didorong pula oleh penurunan harga BBMÂ jenis solar serta pemberian insentif listrik bagi industri. Pelaku pasar melihat hal ini akan menaikkan daya saing industri Indonesia.
"Sekarang ditambah dengan neraca perdagangan yang surplus signifikan maka semakin kuat nilai rupiah," kata Andri.
Keuntungan tambahan di raih rupiah, setelah membaiknya ekonomi dalam negeri ini datang bersamaan ketika USD terperosok oleh performa ekonominya yang lesu.
Lihat saja, Rabu (14/10) data penjualan ritel inti AS September 2015 turun ke level minus 0,3% dari sebelumnya minus 0,1%. Tidak hanya itu data PPI pun merosot tajam dari 0,0% menjadi minus 0,5% serta data penjualan ritel terlempar ke level minus 0,3% dari sebelumnya 0,3%.
Hal ini berimbas pada peluang kembali tertundanya suku bunga The Fed di tahun 2015 ini. "Pelaku pasar mulai memindahkan investasinya ke emerging market. Termasuk Indonesia," tambah Andri.
Maka tidak heran Andri melihat rupiah kini sudah menemukan titik keseimbangan psikologis barunya. "Range baru itu antara Rp 13.200 - Rp 13.500," kata Andri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News