Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Direktur PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) Anindya Novyan Bakrie memberi sinyal perusahaannya akan fokus pada bisnis hak kekayaan intelektual (intellectual property) meniru Disney.
"Dalam era digitalisasi ini mau fokus di mana, mau kaya Netflix di konten atau Disney fokus di intelectual properti. Kayanya fokus di intellectual property," jelas Anindya ditemui di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kamis (24/10).
Karena itu, Anindya menjelaskan VIVA ikut mengembangkan program Mixed Martial Arts (MMA) OnePride atau pun One Prix Moto GP. Selain itu, melalui Bakri Global Ventura, anak usaha VIVA, mereka melakukan investasi di Bumilangit Studios.
Bumilangit Studios adalah satu studio yang memproduksi film garapan Joko Anwar berjudul Gundala Putra Petir.
Baca Juga: Grup Sinar Mas dan Pieter Tanuri masuk ke VIVA dan MDIA?
"Karena ke depannya kalau tidak ada diversifikasi susah," jelas putera sulung Aburizal Bakrie ini.
Menurutnya, kondisi ekonomi saat ini sangat dirasakan oleh bisnis media pertelevisian tak berbayar. Awalnya, dia mengira perlambatan bisnisnya lantaran adanya pemain digital yang masuk. Namun ternyata lebih disebabkan oleh konsumsi domestik yang melambat.
Pada semester I-2019, VIVA tercatat mengalami kerugian sebesar Rp 233,32 miliar. Hal ini disebabkan oleh turunnya pendapatan VIVA sebesar 13,87% yoy dari Rp 1,37 triliun menjadi Rp 1,18 triliun.
Sejatinya, VIVA telah merugi sejak tahun 2018. Laporan keuangan tahunan menunjukkan pada tahun 2018 VIVA merugi hingga Rp 1,10 triliun. VIVA mengalami rugi setelah pada tahun 2017, laba mereka mengalami penurunan.
Baca Juga: Visi Media Asia (VIVA) membukukan rugi bersih Rp 88,9 miliar kuartal I 2019
Dua tahun silam, VIVA mencetak laba tipis sebesar Rp 209,68 miliar. Jumlah tersebut turun 56,04% yoy dari Rp 477 miliar di tahun 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News