Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - PT Timah Tbk (TINS) akan menggelar Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) total senilai Rp 3 triliun. Di tahap pertama, emiten tambang pelat merah ini bakal menerbitkan obligasi dengan nilai Rp 1,5 triliun.
Penawaran tahap pertama akan terbagi dalam dua bagian, yakni obligasi bernilai Rp 1,12 triliun dan sukuk Rp 375 miliar. Surat utang itu memiliki tenor selama tiga hingga lima tahun.
Dengan kupon di kisaran 9%, obligasi ini bisa laris manis, mengingat TINS menggelar aksi itu setelah sekian lama tak menggalang dana melalui pasar modal.
Direktur Keuangan TINS Emil Ermindra mengatakan, dana hasil penerbitan obligasi akan dipakai untuk memuluskan rencana ekspansi. "Kami gunakan untuk investasi dalam rangka meningkatkan operasi dan produksi," ujarnya ke KONTAN kemarin.
TINS menunjuk BNI Sekuritas, Bahana Sekuritas, Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan DBS Vickers Sekuritas Indonesia sebagai underwriter aksi itu. "Pada 23 Agustus nanti, public expose digelar," kata Emil.
Ruang TINS untuk menggalang dana lewat instrumen pinjaman memang masih terbilang lebar. Posisi debt to equity ratio (DER) TINS saat ini masih 0,3 kali. Jika ditambah penerbitan obligasi, posisi DER hanya berubah jadi 0,35 kali hingga 0,4 kali, masih di bawah batas bawah kebijakan batas maksimal DER 0,5 kali.
Kalau ditotal, TINS membutuhkan dana investasi hingga Rp 2,6 triliun untuk tahun ini. Sebagian sudah lebih dulu diamankan melalui pinjaman perbankan.
Alokasi anggaran itu seiring rencana TINS yang menargetkan produksi timah 35.550 ton hingga akhir tahun nanti. Angka itu meningkat 49,45% dibanding realisasi tahun lalu yakni 23.756 ton.
Analis BNI Sekuritas Ankga Adiwirasta menilai, prospek TINS masih menarik hingga akhir 2017. Ada satu sentimen yang bisa menjadi pegangan, yaitu harga rata-rata penjualan atau average selling price (ASP) timah.
Permintaan timah dari China naik tapi suplai dunia turun. "Umumnya, dua faktor ini memengaruhi penjualan TINS," tulis Ankga dalam riset 10 Agustus.
Dengan prospek tersebut, TINS masih layak koleksi dengan target Rp 1.100. Kemarin, harga TINS naik 4,29% menjadi Rp 850.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News