Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bisnis tambang memang tengah melesu saat ini. Operasional yang dilakukan oleh para emiten tambang pun tak terlalu pesat. Alhasil, kondisi tersebut tercermin dari belanja modal atau capital expenditure (capex) yang telah digunakan emiten .
Di tahun ini, PT Timah (Persero) Tbk (TINS) menganggarkan capex sebesar Rp 1,3 triliun. Namun sampai Juli, serapannya baru sekitar 30% atau Rp 390 miliar. Adapun, pengunaannya yakni untuk hal yang berkaitan dengan produksi.
“(Penggunaan capex) sedikit. Karena dengan situasi saat ini, lebih baik pruden,” ungkap Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan TINS, kepada KONTAN, Senin, (11/8).
Ekplorasi yang TINS lakukan pun tampak tak menghasilkan sebaiknya tahun lalu. Sampai Juli, TINS memperoleh timah sejumlah 2.757 ton inferred, 2.329 ton indicated, dan 6.970 ton measured dari laut. Sedangkan pada Juli 2013, TINS mendapat 12.310 untuk inferred, 8.294 ton indicated, dan 9.231 ton measured.
Lalu untuk di darat, hasil eksplorasinya masih sama dengan posisi Juni. TINS mencatat raihan 4.291 ton inferred-primer serta 600 ton indicated-primer. Agung menyebut, tak bertambahnya eksplorasi di darat karena hasil pengeboran bulan Juli sedang dalam proses preparasi untuk sumber daya darat-alluvial mendapatkan 224 ton timah.
Adapun hingga bulan lalu, biaya yang TINS keluarkan untuk eksplorasi yakni Rp 107,04 miliar. Rinciannya yaitu biaya operasional Rp 39,81 miliar dan investasi Rp 67,23 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News