kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

TINS Anggarkan Capex Rp 800 Miliar di 2010


Rabu, 03 Februari 2010 / 08:05 WIB
TINS Anggarkan Capex Rp 800 Miliar di 2010


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 800 miliar di sepanjang 2010. TINS akan menggunakan capex itu untuk menambah kapal hisap dan kapal keruk.

Sekretaris Perusahaan Timah Abrun Abubakar mengatakan, penambahan lima kapal hisap menelan biaya Rp 25 miliar-Rp 30 miliar per unit. Sementara, TINS membutuhkan biaya Rp 200 miliar untuk memodifikasi satu kapal keruk. "Penambahan kapal akan menambah kontribusi produksi laut sehingga lebih tinggi dari darat," kata Abrun.

Pada 2009 lalu, kontribusi tambang darat dan tambang laut TINS seimbang. Nah, tahun ini, TINS akan memperbesar kontribusi tambang laut. Meski ada penambahan, Abrun memperkirakan, produksi timah TINS tidak akan bertambah.

Sekadar catatan, TINS berhasil mencatatkan penjualan 47.000 ton-48.000 ton logam timah di 2009 lalu dengan harga jual rata-rata US$ 12.000 hingga US$ 13.000 per ton.

Selain menambah alat produksi, Timah akan menggunakan capex untuk merampungkan pabrik tin chemical yang mulai uji coba April 2010. Sejak 2009, pabrik ini telah menelan biaya Rp 250 miliar. "Tahun ini, minimal perakitan selesai," kata Abrun.

Untuk tahap awal, TINS berharap, pabrik ini bisa memproduksi 10.000 ton per tahun. Selanjutnya, TINS bakal meningkatkan kapasitas produksi tin chemical hingga 30.000 ton per tahun.

Yang jelas, selain mengandalkan bisnis timah, TINS tengah menjajaki bisnis batubara. Memang, TINS telah memiliki tambang batubara yang sudah berproduksi di Kapubaten Banjar, Kalimantan Selatan melalui anak usaha, PT Tanjung Alam Jaya.

Tapi, Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara di wilayah itu bakal berakhir pada tahun 2011. Apalagi, cadangan batubara tambang itu hampir habis. "Dengan penambangan 1 juta-1,5 juta ton per tahun, cadangan akan habis 1 tahun-2 tahun lagi," kata Abrun.

Karenanya, saat ini, TINS sedang mensurvei lokasi penambangan batubara baru di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan bagian Selatan. "Untuk akuisisi tambang, kemungkinan dananya dari eksternal, pinjaman bank," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×