Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan di bidang pengolahan dan perdagangan hasil perikanan, PT Era Mandiri Cemerlang Tbk, meningkatkan volume penjualan hingga 25% tahun ini. Perusahaan dengan kode emiten IKAN itu membidik kenaikan volume penjualan hingga 1.500 ton.
Direktur Utama PT Era Mandiri Cemerlang Tbk Johan Rose bilang, peningkatan volume tersebut didorong oleh rencana perusahaan dalam menambah mesin pembekuan dan pendinginan yang berada di Gorontalo dan Jakarta.
Baca Juga: Era Mandiri Cemerlang membidik dana Rp 39,99 miliar dari IPO
Rencana ini didanai dari hasil initial public offering (IPO). Asal tahu saja, dari dana yang dikantongi yang sebesar Rp 39,99 miliar, 6,84% di antaranya untuk sarana produksi di Gorontalo dan 13,83% lainnya untuk di Jakarta.
Dengan bertambahnya volume penjualan, Era Mandiri Cemerlang mengincar pangsa pasar baru.
" Ke India, Uni Eropa, Amerika Latin, Amerika Utara," katanya usai pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (12/2).
Adapun untuk target pendapatan dan laba bersihnya dipatok masing-masing Rp 150 miliar dan Rp 10 miliar.
Tahun ini IKAN masih fokus menggarap pasar ekspor dibandingkan pasar lokal. Hal ini dikarenakan peluang pasar ekspor yang masih sangat luas.
Selain itu, sejak awal beroperasi di tahun 2001, infrastruktur dan cara kerja manufacturing yang dimiliki Era Mandiri Cemerlang lebih mendukung untuk melakukan ekspor.
Baca Juga: Targetkan dana Rp 114,16 miliar, ini jadwal IPO Pratama Widya
Asal tahu saja, kontribusi penjualan ekspor bisa mencapai lebih dari 90%. Adapun berdasar prospektus, per kuartal III 2019 penjualan ekspor IKAN bisa mencapai 93,08%.
Sementara 6,92% lainnya merupakan penjualan lokal. Amerika Serikat berkontribusi paling besar dengan angka penjualan hingga 36,87%.
Sekadar informasi, per kuartal III 2019 produsen serta pemasok produk makanan laut itu mencatatkan penjualan Rp 57,85 miliar, turun 9,14% dari tahun sebelumnya Rp 63,67 miliar.
Sementara labanya turut terkoreksi 11,11% menjadi Rp 2,4 miliar turun 11,11% year on year (yoy), sebelumnya Rp 2,7 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News