kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Timah Mau Beli Kapal Keruk Sekitar Rp 300 M


Senin, 15 September 2008 / 19:53 WIB
Timah Mau Beli Kapal Keruk Sekitar Rp 300 M


Reporter: Nuria Bonita | Editor: Test Test

JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) terus berupaya melakukan ekspansi usaha. Produsen timah terbesar di Indonesia ini berencana membeli beberapa kapal keruk senilai total lebih dari Rp 300 miliar pada akhir tahun ini. Ekspansi usaha ini merupakan salah satu cara menambah porsi produksi timah yang berasal dari penambangan laut.

Abrun Abubakar, Sekretaris Perusahaan Timah, mengatakan pihaknya sedang merampungkan proses penambahan kapal keruk. Rencana semula, Timah akan membeli tujuh kapal keruk berskala kecil dan satu kapal keruk berskala besar. Hingga kini, perusahaan pelat merah tersebut sudah membeli dua kapal keruk berukuran kecil itu dari Thailand. Berarti, Timah tinggal merampungkan proses pembangunan lima kapal keruk kecil lainnya. Kapal keruk itu dibangun di galangan kapal milik anak usahanya di Bangka.

Abrun berharap, pembangunan semua kapal keruk berukuran kecil itu bisa rampung pada akhir tahun ini. "Sehingga sudah bisa dioperasikan pada tahun 2009," katanya kepada KONTAN, beberapa waktu lalu.

Sedangkan pengadaan kapal keruk besar saat ini masih dalam tahap konstruksi. Abrun bilang, Timah menggandeng perusahaan asal Belanda, IHC, untuk membangun kapal tersebut. Diperkirakan, proses pembangunan satu kapal keruk besar itu bisa rampung tahun depan.

Abrun menjelaskan, Timah menganggarkan dana sekitar Rp 20 miliar hingga Rp 25 miliar untuk pengadaan satu unit kapal keruk berukuran kecil. Jadi, perusahaan masih harus merogoh kocek maksimal Rp 125 miliar untuk pengadaan lima kapal keruk kecil. Sedangkan dana yang dianggarkan untuk membeli satu kapal keruk berukuran besar mencapai Rp 200 miliar.

"Selama ini belum pernah dibuat,“ ujar Abrun. Dia menambahkan, pembiayaan pengadaan kapal keruk semuanya berasal dari kas internal. "Dananya sudah siap, itu masuk dalam belanja modal kami," imbuhnya. Jika dana internal tidak mencukupi, emiten bersandi saham TINS ini mungkin akan mencari pinjaman dari bank.

Menurut Abrun, jika semua kapal keruk itu beroperasi, maka kontribusi produksi dari penambangan laut bisa mencapai 50% dari total. Saat ini, penambangan darat masih mendominasi hingga mencapai 80% dari total produksi.

Timah harus mengurangi porsi penambangan di darat karena cadangannya sudah semakin menipis. Sedangkan penambangan rakyat sulit diharapkan. "Kami fokus penambangan laut," tukas Abrun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×