Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Dana kelolaan Exchange Traded Fund (ETF) milik Indopremier Investment Management (IPIM) naik signifikan dalam tiga tahun terakhir. Direktur IPIM Diah Sofiyanti mengatakan dana kelolaan ETF saham hanya berkisar Rp 25 miliar tahun 2011 dan naik menjadi Rp 925 miliar pada akhir Juli 2014.
"Hingga akhir tahun ini kami menargetkan total dana kelolaan ETF Rp 1,5 triliun," kata perempuan yang akrab disapa Offie ini, Jakarta, Rabu (13/8).
Kenaikan jumlah dana kelolaan juga ditopang oleh melonjaknya jumlah investor. Tahun 2011 lalu, jumlah investor ETF hanya dua investor institusi saja. Namun, hingga semester I 2014 jumlahnya sudah mencapai 50 institusi atau naik 1250%. Jumlah tersebut masih ditambah investor ritel yang sekitar 449 investor.
"Tahun 2011 mayoritas investor masih BUMN. Saat ini sudah 50% BUMN dana 50% swasta," kata dia.
Saat ini, ETF di Indonesia baru berjumlah enam produk. Di mana, lima diantaranya merupakan ETF saham miliik IPIM dan lainnya ETF pendapatan tetap milik Bahana TCW Investment Management.
Jumlah tersebut relatif kecil ketimbang negara lain. Hongkong misalnya, saat ini memiliki 120 ETF, Korea mencapai 161 produk, Singapura sekitar 89, dan Thailand sekitar 16 produk. Serupa dengan Indonesia, Malaysia memiliki enam produk ETF.
"Indonesia menunjukkan pertumbuhan cukup substansial dalam periode yang relatif singkat," tutur dia.
Offie mengatakan ETF memiliki prospek menarik. Produk ini memiliki keunggulan dibandingkan reksadana konvensional karena lebih fleksibel. Di mana, pembelian serta penjualan unit penyertaan ETF dapar dilakukan sepanjang hari dengan harga dan waktu yang dikehendaki.
"Sehingga investor bisa melakukan transaksi dengan harga pada saat transaksi dilakukan. Tidak seperti reksadana konvensional yang menggunakan harga penutupan apabila transaksi dilakukan setelah pukul 13.00," kata dia.
Selain itu, portfolio efek yang menjadi underlying assets ETF juga transparan. Investor dapat mengetahui daftar nama emiten yang menjadi aset dasar produk iini.
"ETF juga likuid, biaya transaksi murah, serta akurat karena sesuai dengan indeks yang menjadi aset dasarnya," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News