Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Dityasa H Forddanta | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Dua perusahaan infrastruktur tengah menyiapkan diri mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Satu perusahaan memiliki spesialisasi di bidang minyak dan gas (migas), sedangkan satu lagi perusahaan di bidang penyedia jasa logistik, khususnya terminal kontainer. Selain itu, ada PT Cipaganti yang juga sedang dalam proses IPO.
Leo A Tangkilisan, Head of Investment Banking Woori Korindo Securities berujar, perusahaannya mendapat kepercayaan menjadi penasehat keuangan dua calon emiten tersebut. Kini, keduanya tengah menjalani restrukturisasi untuk meningkatkan valuasi sahamnya.
Meski ogah memerinci identitasnya, menurut Leo, nilai total aset perusahaan migas mencapai Rp 5 triliun, sementara nilai aset perusahaan logistik Rp 1,5 triliun. "Nilai initial public offering (IPO) yang migas US$ 150 juta, yang terminal kontainer Rp 400 miliar," ujar Leo, Senin (14/1). Nilai saham yang dilepas ke publik sekitar 30% .
Masih menurut Leo, dana yang diperoleh dari IPO akan mereka gunakan untuk melakukan ekspansi bisnis. Khusus bagi perusahaan migas, dana IPO dipakai membiayai proyek besar yang akan mereka tangani. Nilai proyek itu mencapai US$ 750 juta. Oleh karena itu, jika valuasi tidak maksimal, dikhawatirkan target dana yang ingin diperoleh malah akan meleset.
Leo sendiri memperkirakan dua korporasi tersebut akan mencatatkan sahamnya di BEI paling cepat akhir semester II 2013. Namun, tentu saja, kondisi pasar akan menjadi pertimbangan pula. Apalagi, pada 2014 akan berlangsung pemilu. "Kami akan lihat lagi timing yang pas untuk listing," tutur Leo.
Woori juga menangani
IPO PT Cipaganti Citra Graha. Perseroan ini akan menawarkan sekitar 25% saham baru dengan nilai emisi hingga Rp 300 miliar.
Semula Cipaganti menargetkan listing di kuartal I 2013. Namun, Leo mengatakan, ada beberapa masalah terkait dengan akuntansi sehingga menyebabkan waktu IPO mundur. "Kemungkinan semester I 2013 ini," ujar Leo.
Dana hasil IPO Cipaganti nanti, sekitar 85%-nya akan digunakan untuk membeli kendaraan dan alat berat. Sisanya, untuk modal kerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News