kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,46   7,13   0.79%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga perusahaan properti menunda IPO tahun ini


Rabu, 23 September 2015 / 17:04 WIB
Tiga perusahaan properti menunda IPO tahun ini


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Tiga anak perusahaan konstruksi pelat merah yang bergerak di sektor properti menunda rencana Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO) tahun ini. Tercatat, hanya PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) yang berhasil mengantarkan anak usahanya melantai di bursa tahun ini.

Penundaan teranyar datang dari anak usaha PT Hutama Karya (HK) yakni PT HK Realtindo. Perusahaan properti ini menunda rencana IPO ke kuartal IV tahun 2016 lantaran kondisi pasar yang tidak kondusif.

Direktur HK Realtindo Muhammad Fauzan mengatakan, rencana awalnya perseroan akan menggelar IPO tahun ini namun lantaran kondisi pasar yang tidak mendukung membuat rencana diundur ke akhir tahun depan. "Berdasarkan kajian, momentum perusahaan properti IPO enam bulan setelah pasar mulai rebound," katanya di Jakarta baru-baru ini.

HK realtindo berencana melepas saham ke publik 30%-35% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh dengan target perolehan dana Rp 1,2 triliun -Rp 1,5 triliun.

Selain karena kondisi pasar yang tidak kondusif, penundaan juga dilakukan lantaran kapital aset perseroan masih belum cukup kuat. Saat ini aset HK Realtindo baru Rp 1,4 triliun dan sampai akhir tahun diperkirakan masih Rp 2 triliun. Sementara IPO akan efektif dilakukan jika kapital aset yang dimiliki sekitar Rp 3 triliun -Rp 3,5 triliun.

HK Realti berencana menggunakan buku III untuk IPO tahun depan. "Tahun ini kita mau akuisisi lahaning income dan pengembangan proyek-proyek agar kuartal III tahun depan aset bisa mencapai Rp 3 triliun-Rp 3,5 triliun," Kata Direktur Keuangan HK Realtindo, Taufik Hendra Kusuma.

Pembatalan rencana IPO ke tahun 2016 juga dilakukan oleh ada anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yakni PT Wika Realty. Sedianya pelaksanaan IPO perusahaan properti ini paling lambat Oktober 2015 dengan melepas 40% saham dan menargetkan perolehan dana Rp1 triliun.

Tahun ini, Wika Realty memilih lebih fokus untuk memperkuat lahan agar lebih siap bersaing dengan emiten properti lainnya ketika sudah berjejer di lantai bursa.

Anak usaha PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yakni PT Adhi Persada Properti (APP) juga menunda rencana IPO ke tahun depan. Padahal, perseroan telah melebur dua anak usahanya yang bergerak di bidang properti yakni APP dan PT Adhi Persada Realti (APR) untuk memperkuat aset perseroan dalam mecari dana di bursa saham.

Rencananya, APP akan melepaskan 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh ke publik dengan target perolehan dana Rp 1 triliun.

Hanya PT PP Properti yang berhasil merealisasikan rencananya mejeng di bursa dengan kode emiten PPRO. Anak usaha PTPP ini melepas 34,98% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Namun, gejolak yang terjadi di pasar saham membuat PPRO hanya berhasil mengantongi dana sebesar Rp 908,78 miliar atau di bawah target awal Rp 1,57 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×