kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Tiga Calon Emiten Baru Ini Sudah Masuki Masa Penawaran, Mana yang Paling Menarik?


Rabu, 06 Juli 2022 / 07:45 WIB
Tiga Calon Emiten Baru Ini Sudah Masuki Masa Penawaran, Mana yang Paling Menarik?


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada ada tiga emiten baru yang telah memasuki masa penawaran umum dalam rangka initial public offering (IPO). Ketiga calon emiten itu ada PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) dan PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM). 

Sementara itu, satu calon emiten lain yakni PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SWID) telah menyelesaikan masa penawaran. 

TRGU menetapkan harga IPO sebesar Rp 210 per saham sementara ARKO di harga Rp 300. Di sisi lain, CHEM mematok harga IPO di Rp 150. Sementara, SWID memasang harga di Rp 200 per saham. 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menyebut secara sektor Arkora Hydro punya sektor yang menarik karena masih jarang emiten yang bergerak di sektor energi terbarukan. 

Baca Juga: Catatkan NIM Tinggi, Analis Sebut Saham Bank Digital Masih Prospektif

"ARKO secara prospek bisnis masih terbuka lebar apalagi kalau kita perhatikan lagi gencar melakukan transformasi bisnis dari konvensional menjadi energi terbarukan atau ESG (environment, social, governance)," jelas Nico saat dihubungi Kontan, Selasa (5/7). 

Kalau Cerestar Indonesia, lanjut Nico, secara prospek lebih umum karena pengembangan bisnisnya lebih ke arah untuk pembangunan gudang. Secara umum, TRGU yang bergerak di industri pengolahan gandum masih menarik karena menjadi salah satu bahan pokok. 

Nico berpendapat Saraswanti secara prospek di tengah kondisi kenaikan inflasi dan kenaikan harga bahan pokok dan potensi kenaikan suku bunga bisa menekan kinerja sektor properti. 

Namun, Nico bilang SWID terbilang menarik karena mengantongi pendapatan berulang yang solid di semester satu tahun ini. Adapun sepanjang kuartal I-2022 ini, SWID telah mengantongi pendapatan berulang atau recurring income Rp 44,4 miliar. 

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham-saham Tambang Batubara yang Menarik dari Analis

Lebih lanjut, Nico menyarankan untuk investor mencermati sektor dan fundamental perusahaan IPO yang ingin dikoleksi. Hal ini menjadi penting agar investor bisa menguruk prospek perusahaan ke depannya.

"Memperhatikan sektor menjadi salah satu poin penting untuk investor bisa mengukur apakah prospek perusahaan tersebut baik atau tidak atau rencana kerja sejalan dengan dari sisi pemerintah," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×