Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Nilai tukar yen berhasil membalikkan keadaan pasca pelemahan cukup dalam di awal perdagangan akibat kebijakan ekonomi Bank of Japan yang mengecewakan pasar.
Mengutip Bloomberg, Rabu (21/9) pukul 17.25 WIB pasangan USD/JPY tersungkur 0,28% di level 101,44 dibanding hari sebelumnya.
Anthonius Edyson, Research and Analyst PT Astronacci International Futures mengatakan pelemahan yen di awal perdagangan terjadi karena keputusan Bank of Japan untuk mempertahankan suku bunga di level minus 0,10%.
Itu mengecewakan pasar sebab sebelumnya dinilai suku bunga BoJ bisa naik ke level minus 0,20%. Serta juga memberikan indikasi ada ruang untuk BoJ melakukan pelonggaran suku bunga lanjutan.
“Lalu setelah sentimen tersebut mereda, pasar menyikapi positif perubahan kebijakan moneter yang dilakukan oleh BoJ,” tutur Edyson.
Memang dalam rapat bulanan tadi BoJ memutuskan untuk menjaga suku bunga acuan di kisaran 0 dengan metode yield curve control. Ekspektasinya hal tersebut bisa menjaga target inflasi dan pertumbuhan ekonomi Jepang di jalur positif.
Sementara dari sisi USD, tekanan datang dari sajian data ekonominya yang masih negatif. “Terbaru izin bangunan dan pembangunan rumah di AS merosot, melanjutkan data negatif dari penjualan ritel yang akhir pekan lalu ikut menukik,” jelas Edyson.
Ke depannya pergerakan sepenuhnya akan bergantung dari hasil pertemuan FOMC. Jika The Fed pertahankan suku bunga namun dengan pernyataan hawkish akan peluang yang terjaga, posisi USD/JPY akan berbalik arah menjadi unggul.
Namun sebaliknya bukan tidak mungkin pelemahan pasangan ini kian terkonfirmasi. Sebab, yen yang libur akan cenderung mengikuti pergerakan saja.
“Tren pelemahan masih bisa berlanjut,” tebak Edyson. Ini berlandaskan pada dugaan tidak ada perubahan kebijakan The Fed dan belum adanya kepastian mengenai kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News