kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.774.000   15.000   0,85%
  • USD/IDR 16.480   0,00   0,00%
  • IDX 6.382   70,01   1,11%
  • KOMPAS100 908   4,50   0,50%
  • LQ45 710   -1,47   -0,21%
  • ISSI 202   4,27   2,16%
  • IDX30 370   -2,47   -0,66%
  • IDXHIDIV20 446   -1,77   -0,40%
  • IDX80 103   -0,09   -0,09%
  • IDXV30 108   0,29   0,27%
  • IDXQ30 121   -0,66   -0,54%

The Fed Tahan Suku Bunga, Simak Efeknya Terhadap Pergerakan Rupiah


Kamis, 20 Maret 2025 / 15:59 WIB
The Fed Tahan Suku Bunga, Simak Efeknya Terhadap Pergerakan Rupiah
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah diperkirakan masih rentan terhadap volatilitas usai The Fed pertahankan suku bunga


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diperkirakan masih akan rentan terhadap volatilitas. Ketidakpastian global dan kekhawatiran dari dalam negeri menjadi penekan rupiah.

Rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,28% pada Kamis (20/3) ke Rp 16.485 per dolar Amerika Serikat (AS), usai The Fed kembali mempertahankan suku bunganya.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menilai sikap dovish the Fed, walaupun dapat melemahkan dolar AS, tetapi tidak serta merta akan mendorong rupiah. Sebab, sentimen domestik sendiri dilihat masih sangat tidak mendukung.

Defisit anggaran menjadi salah satu kekhawatiran. Selain itu, faktor lain yang menekan saat ini, seperti penurunan peringkat saham dan obligasi serta prospek pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Rupiah Ditutup Menguat ke Rp 16.485 Per Dolar AS Pada Hari Ini 20 Maret 2025

Sehingga, BI mau tidak mau harus mempertahankan suku bunga walau inflasi sudah sangat rendah dan pertumbuhan ekonomi diproyeksikan juga akan menurun. Hal itu guna menjaga stabilitas rupiah.

"Satu-satunya yang bisa mendukung rupiah saat ini hanyalah intervensi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (19/3). 

Tanpa intervensi, kata Lukman, rupiah akan leluasa menembus Rp 17.000 per dolar AS. "Namun saya melihat BI akan terus menjaga di kisaran Rp 16.000 - Rp 16.500 per dolar AS," lanjutnya.

Kepala Ekonom BCA David Sumual berpandangan BI Rate pada 5,75% bisa menjaga real policy rate Indonesia tetap tinggi, sehingga menjaga atraktifitas rupiah bagi investor asing. Menurut David, rupiah juga bisa kembali stabil setelah investor fully priced-in risiko di perekonomian global dan pasar keuangan Indonesia. 

Selain itu, katalis pendukung lainnya dari ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed. "Ekspektasi penurunan suku bunga the Fed dan normalisasi arus masuk modal asing dapat menjaga rupiah stabil di kisaran Rp 16.300 - Rp 16.800 di akhir tahun," imbuhnya.

Selanjutnya: Perputaran Uang Lebaran 2025 Diprediksikan Turun 12%

Menarik Dibaca: Promo Es Krim Beli 1 Gratis 1 & Beli 2 Gratis 1 di Indomaret, Berlaku sampai April

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×