Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) yakni Federal Reserve (The Fed) untuk menahan suku bunga acuan akan menjadi angin segar dan sentimen positif bagi pasar modal Indonesia khususnya bagi emiten perbankan. Tahun lalu, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan hingga empat kali hingga saat ini berada di 2,25%-2,5%.
Benar saja, pada perdagangan sesi I, saham-saham perbankan kompak menghijau. Adapun beberapa saham yang melaju positif adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
BBTN naik 3,77% ke level Rp 2.480 per saham, BBNI naik 1,60% ke level Rp 9.500 per saham dan BMRI naik 0,34% ke level Rp 7.475 per saham.
Menanggapi kondisi ini, Analis Phitraco Sekuritas Valdy Kurniawan berpendapat, untuk kondisi saat ini, stabilitas tingkat suku bunga menjadi sentimen positif bagi emiten perbankan. Terutama di tengah kecenderungan pengetatan likuiditas yang terjadi akibat pertumbuhan kredit yang di atas dana pihak ketiga (DPK).
Sekadar informasi, pada tahun 2018, laju pertumbuhan kredit tercatat 11,75% year on year (yoy), melebihi laju perolehan DPK yang mencapai 6,5% (yoy). “Dengan suku bunga yang lebih relatif stabil, bank dapat mendorong pertumbuhan dana pihak ketiganya guna memperbaiki likuiditas,” ujar Valdy kepada Kontan.co.id, Kamis (21/3).
Selain itu, menurut Valdy, di kondisi tersebut penyaluran kredit bisa lebih baik lagi karena biaya dana yang ditanggung perbankan akan lebih stabil.
Sebelumnya, pihaknya pun masih merekomendasikan saham perbankan seperti BBRI dengan target harga Rp 4.110 per saham, BMRI dengan target harga Rp 8.300 per saham, BBNI dengan target harga Rp 12.600 per saham dan BBTN dengan target harga Rp 4.300 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News