kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

The Fed dan virus corona bikin indeks global memerah


Kamis, 30 Januari 2020 / 15:22 WIB
The Fed dan virus corona bikin indeks global memerah
ILUSTRASI. Bursa saham global memerah usai jumlah korban virus corona bertambah


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan The Federal Reserve tetap mempertahankan suku bunga di kisaran 1,5%-1,75% serta penyebaran virus corona membuat sejumlah indeks mengalami pelemahan. Dow Jones turun 0,56%, Nikkei 225 melemah 1,72%, Hang Seng melemah 2,36%, Strait Times melemah 0,5%, dan IHSG melemah 0,6%. 

Analis Senior Anugerah Sekuritas Bertoni Rio menjelaskan, penurunan indeks tersebut sejalan dengan beban virus corona dan kebijakan The Fed yang tidak sesuai dengan ekspektasi pasar.

Pertumbuhan ekonomi China diperkirakan melambat dengan adanya wabah virus corona. Sebagai negara perekonomian besar di dunia, kondisi tersebut dapat mengganggu neraca perdagangan global. "Hal tersebut menjadi alasan investor berharap suku bunga The Fed turun, semua meleset," jelas Bertoni kepada Kontan.co.id, Kamis (30/1). 

Baca Juga: Berbalik arah, IHSG terkoreksi 0,48% pada sesi I, Kamis (30/1)

Bertoni juga melihat Dow Jones telah jenuh beli. Sehingga dengan adanya sentimen negatif, kondisi ini dimanfaatkan untuk koreksi dan merambat ke bursa lainnya. 

"Diharapkan virus corona bisa segera mendapatkan vaksin dan tidak mengganggu aktifitas masyarakat global. Dengan pertimbangan tersebut, maka The Fed akan berpeluang stagnan," jelas Bertoni.

Namun, apabila The Fed ingin menjaga indikator ekonomi AS cukup solid maka ada peluang bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga. Sebab dengan penurunan suku bunga maka permintaan kredit di AS akan tumbuh. Pada akhirnya ini akan mendorong aktivitas manufaktur dan akan menambah jumlah tenaga kerja. 

Lebih lanjut, Bertoni menjelaskan akhir-akhir ini nilai transaksi perdagangan di dalam negeri juga terbilang sepi. Berada di bawah rata-rata Rp 7 triliun. Dengan kondisi tersebut dan adanya sentimen negatif global, dia memprediksi IHSG memiliki peluang ke level 6.000, mengingat saat ini IHSG sudah bergerak di level 6.065,38. 

"Diharapkan investor tetap tenang, jangan panik karena sentimen negatif akan berlalu. IHSG bisa kembali ke 6.300," ujar dia.

Sehingga apabila IHSG berada di level 6.000, investor bisa memanfaatkan akumulasi dengan memerhatikan sektor barang konsumer dan perbankan. Kedua sektor tersebut dinilai berpeluang membagi dividen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×