Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pendar si kuning emas perlahan tenggelam setelah bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve membuka peluang kenaikan bunga pada bulan Juni, menurut FOMC Minutes dini hari tadi. Analis memperkirakan, selama pengetatan moneter AS membayangi, harga emas sulit bangkit, meski tren jangka panjang bullish.
Mengutip Bloomberg, Kamis (19/5) pukul 15.15 WIB harga emas kontrak pengiriman Juni 2016 di Commodity Exchanger menukik 1,48% ke level US$ 1.255,60 per ons troi dibanding hari sebelumnya atau merupakan level terendahnya dalam tiga pekan terakhir. Harga ini pun sudah terjun bebas 1,22% dalam sepekan terakhir.
Dipaparkan Suluh Adil Wicaksono, Analis PT Millenium Penata Futures penurunan harga emas ini disebabkan oleh ekspektasi pasar yang kembali meningkat akan peluang kenaikan suku bunga The Fed secepatnya terjadi di Juni 2016 ini. Itu juga didukung oleh sajian data ekonomi AS yang mengkilap beberapa waktu terakhir.
Adapun data ekonomi AS pendukung yang menopang kenaikan terbesar adalah sajian data inflasi AS April 2016 yang tumbuh dari 0,2% menjadi 0,4%. Pengetatan moneter ini meredupkan pamor emas sebagai safe haven.
"Ini semakin menumbuhkan optimisme pasar yang tentu untuk jangka pendek meredupkan pamor emas," tutur Suluh. Terbukti dari survei Fed Funds Futures peluang The Fed menaikkan suku bunga di Juni 2016 naik menjadi 32% dari sebelumnya per Senin (16/5) hanya 4%.
Meski potensi penurunan harga emas Jumat (20/5) dinilai masih bisa berlanjut, diduga penurunan yang terjadi kian terbatas.
Salah satu yang menopang harga emas adalah laporan kepemilikan aset emas di Exchange Traded Funds (ETF) bahwa masih terjadi kenaikan kepemilikan emas sebesar 2 ton menjadi 1.827,3 ton per Kamis (19/5). Level tersebut masih merupakan level tertinggi sejak Desember 2013 lalu. Selain itu peluang harga rebound lagi tetap terbuka mengingat dari sisi teknikal penurunan yang terjadi cukup tajam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News